"Sebagaimana laporan dari Kapolres, situasi di Puncak Jaya sudah semakin kondusif. Bahkan masyarakat sendiri nampaknya juga sudah mulai melakukan perlawanan terhadap kelompok TPN/OPM itu," katanya. Pernyataan Wakapolda ini sekaligus kembali membantah laporan Elsham Papua yang melaporkan adanya 4000 warga Puncak Jaya lari ke hutan. Dikatakan, perlawanan yang dilakukan warga terhadap kelompok OPM itu dilakukan di Distrik Ilu yang berbatasan dengan Kabupaten Tolikara. Dimana warga masyarakat di daerah itu telah membakar Posko Satgas OPM. "Pembakaran itu dilakukan oleh masyarakat pada Jumat (12/1) sekitar pukul 13.00 WIT," papar Wakapolda yang mengutip laporan via sms yang disampaikan Kapolres Puncak Jaya. "Mudah-mudahan kondisi yang kondusif ini terus terjaga. Sampai saat ini, tidak ada lagi kegiatan-kegiatan penaikan bendera Bintang Kejora oleh kelompok OPM, termasuk kegiatan tembak-tembak ke arah atas juga sudah tidak terdengar lagi," terangnya. Menurut Wakapolda, Polri yang berada di Puncak Jaya terus melakukan upaya preventif dengan melakukan penjagaan di Kota Mulia, termasuk di lokasi bekas maerkas TPN/OPM yang sejak beberapa waktu lalu telah berhasil direbut.
"Ini semua untuk mengantisipasi supaya tidak ada lagi gerakan-gerakan yang mengganggu Kamtibmas, yang pernah dilakukan oleh kelompok TPN/OPM itu," tuturnya. Disamping itu, aparat Polres Puncak Jaya juga terus melakukan upaya persuasive yang dikoordinasikan dengan bupati dan aparat lainnya di Puncak Jaya. Saat ditanya apakah sudah ada penambahan pasukan di Puncak Jaya terkait Pilkada. Menjawab pertanyaan ini Wakapolda menegaskan, semuanya tergantung Kapolres. " Kita tunggu permintaan dari Kapolres. Biasanya penambahan pasukan itu dilakukan kalau menjelang pelaksanaan kampanye. Sebab saat kampanye itu ada aktifitas pengerahan massa, sehingga perlu pengamanan hingga pada tahapan-tahapan berikutnya. Sekarang masih dalam tahap administrasi, sehingga kita masih memantau saja dan belum melakukan penambahan pasukan. Yang jelas kita sudah siap, jika sewaktu-waktu Kapolres membutuhkan," pungkasnya.
Sementara itu, adanya dua versi soal situasi kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kabupaten Puncak Jaya, pasca insiden penembakan terhadap dua aparat keamanan masing-masing anggota Kopassus Sertu Joko Susanto dan anggota koramil Mulia Tobias Sirgen(Purnawirawan TNI-AD), disikapi serius Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRP Albert Yogi,S.Pd. "Pada prinsipnya saya tidak mempersoalkan masalah kontraversi soal situasi kamtibmas di Puncak Jaya, sebab yang terpenting saat ini adalah bagaimana semua pihak baik pemerintah daerah, TNI/Polri dan komponen masyarakat untuk secara bersama mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan sekaligus mempertahankan situasi di Puncak Jaya tetap aman dan kondusif dalam rangka persiapan penyelenggaraan Pilkada,"ungkap politisi ini. Aparat keamanan mengatakan, kondisi keamanan di Puncak Jaya sudah sangat kondusif, sementara versi Elsham Papua, situasi Kamtibmas di daerah pemekaran tersebut belum sepenuhnya kondusif, yang berakibat larinya 4000 orang warga sipil ke hutan. Menurut Albert, untuk menciptakan serta mempertahankan situasi keamanan di Puncak Jaya tetap kondusif menjelang pelaksanaan Pilkada, maka semua pihak dapat menahan diri. "Semua pihak harus dapat menahan diri, pihak TNI/Polri hendaknya tidak lagi melakukan penambahan pasukan yang pada akhirnya berdampak pada semakin resahnya masyarakat dengan kehadiran aparat,"kata anggota Komisi E DPRP ini. Tambahnya,
"Meski pihak aparat TNI/Polri mengklaim bahwa tidak ada penambahan pasakan, tetapi sesuai informasi dari sumber saya di Puncak Jaya penambahan pasukan yang semesti disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka menciptakan kondisi Kamtibmas yang kondusif terus ditingkatkan. Sementara untuk para kandidat calon peserta Pilkada untuk tidak memanfaatkan situasi untuk kepentingan Pilkada, sebab ada indikasi jika ada kandidat peserta Pilkada yang memanfaatkan kondisi ini,"katanya. Menyoal kebenaran adanya 4000 warga sipil yang lari kehutan akibat adanya tindakan penyisiran yang dilakukan aparat keamanan (TNI/Polri) dirinya enggan memberikan komentar. "Soal itu saya tidak bisa memberikan komentar, tetapi yang terpenting sekarang adalah bagaiman kita secara bersama-sama mencari solusi untuk menjaga agar situasi keamaanan di Puncak Jaya tetap aman dan kondusif,"pungkasnya.