Bulan Januari 2007, Kota Jayapura mengalami inflasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 2,80 persen dimana pada bulan sebelumnya (Desember 2006) juga mengalami inflasi sebesar 0,85 persen. Hal ini disebabkan adanya kenaikan angka indeks dari 157,75 pada bulan Desember menjadi 162,16 pada bulan Desember 2006. Inflasi yang terjadi di Kota Jayapura cenderung disebabkan kenaikan harga-harga bahan makanan, makanan jadi dan perumahan. Kenaikan angka indeks pada bulan Januari 2007 terjadi pada 6 kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Sedangkan kelompok kesehatan mengalami penurunan angka indeks. Hal ini dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Djarot Soetanto, MM. Menurut Dia, perubahan indeks (inflasi bulanan maupun inflasi tahun kalender 2007) Kota Jayapura sebesar 2,80 persen jauh lebih tinggi dibanding nasional yang mengalami inflasi sebesar 1,04 persen sedangkan inflasi year on year juga masih jauh lebih tinggi yaitu sebesar 11,81 persen dibanding nasional mencapai 6,26 persen. Secara umum perubahan indeks pada bulan Desember dari semua kota Indeks Harga Konsumen atau IHK dari 45 kota yang ada, keseluruhannya mengalami inflasi termasuk Kota Jayapura. Hal ini mencerminkan pada bulan Januari adanya kenaikan harga-harga disemua kota IHK, terutama yang menjadi sorotan analisa pasar kenaikan harga bahan pokok (bapok), seperti beras, minyak goreng, cabe dan gula pasir. Inflasi tertinggi ditingkat nasional maupun Sumapua (Sulawesi, Maluku, Papua) sebesar 3,90 persen terjadi di Kota Ternate dan terendah ditingkat nasional/ Sumapua di Kota Ambon sebesar 0,10 persen. Kota Jayapura menempati urutan ke-3 ditingkat nasional dan ke-3 ditingkat Sumapua. “Inflasi yang terjadi pada bulan Januari 2007 di Kota Jayapura dipengaruhi oleh kenaikan indeks yang cukup signifikan pada sub kelompok lemak dan minyak; buah-buahan; bumbu-bumbuan; biaya tempat tinggal, padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya serta bahan bakar dan air. Sedangkan sub kelompok yang berperan menahan laju inflasi pada bulan Januari, yakni pada sub kelompok sayur-sayuran; ikan diawetkan dan sub kelompok bahan makanan lainnya,” kata Djarot. Ditambahkan, komoditi yang sangat dominan memberikan sumbangan inflasi, yakni sewa rumah/ kontrak rumah, minyak tanah, beras, tomat sayur, kelapa, cabe merah, minyak goreng, ikan deho, ikan cakalang dan gula pasir. Sedangkan andil komoditi yang cukup berperan menahan laju inflasi adalah kangkung, ikan kawalina, bayam, dan kacang panjang.