Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengusulkan dana penanggulangan HIV/AIDS di Papua, sebesar Rp. 28,389 miliar pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2007. Anggaran yang diusulkan ini, naik sekitar hampir 300 persen dibandingkan dengan tahun 2006 lalu yang hanya disetujui dewan senilai Rp. 6,5 miliar. Jumlah ini apabila seluruh angkanya disetujui dewan, merupakan usulan penanggulangan HIV/AIDS terbesar diseluruh Indonesia. Mengingat Papua saat ini menjadi salah satu daerah dengan jumlah kasus HIV tertinggi, yakni sebanyak 3023 kasus (data Dinkes per tanggal 31 Desember 2006). “Saat ini sudah sekitar satu persen lebih dari penduduk Papua yang jumlahnya sekitar 2 juta lebih penduduk yang terkena HIV/AIDS. Untuk itu, tahun ini diusulkan anggaran penanggulangan yang naik hampir 300 persen untuk mendukung penanganan HIV/AIDS diseluruh Papua,” kata Asisten II Setda Provinsi Papua, Drs. Hendrik Pagayak Kaisepo, Kamis (8/2), diruang kerjanya. Selain mengalokasikan anggaran yang cukup besar pada RAPBD, Gubernur Barnabas Suebu telah mencanangkan program kebijakan khusus selain program dari KPA Papua, yakni “pertobatan total untuk mencegah kematian total” melalui perubahan perilaku masyarakat. Penanganannya akan melibatkan para tokoh-tokoh agama melalui seruan-seruan kepada para jemaatnya dengan target kelompok remaja, dewasa, pelajar dan mahasiswa, bapak dan ibu rumah tangga, serta PNS. Khusus untuk pelajar, kedepan akan mulai diaktifkan kurikilum baru berbentuk pelajaran muatan lokal tentang bahaya HIV/AIDS. Menurut Kaisepo, anggaran penanggulangan HIV/AIDS yang diusulkan kedalam APBD, merupakan instruksi Presiden SBY sesuai Perpres Nomor 75 Tahun 2006 tentang KPA Nasional. Sedangkan untuk pengelolaan anggarannya, melalui petunjuk maupun instruksi Gubernur dan bukan melalui KPA Papua. Disamping itu, dalam Perpres ini mencantumkan bahwa Ketua KPA provinsi maupun kabupaten/kota harus diketuai oleh Kepala Daerah. “Misalnya untuk provinsi harus Gubernur, Kabupaten dan kota harus dijabat oleh Bupati dan Walikota. Ini menurut Perpres agar penganggaran maupun penanggulangan HIV/AIDS bisa tepat sasaran,” ujar Kaisepo. Kaisepo menambahkan, kasus HIV/AIDS di Papua sudah masuk ke tahap yang semakin memprihatinkan. Dari jumlah kasus sebanyak 3023 kasus di Papua, sebanyak 318 orang dinyatakan telah meninggal dunia. Disamping itu, rentan kasus HIV/AIDS di Papua terjadi pada kelompok umur 15-29 tahun. Virus mematikan ini, penyebarannya di Papua sekitar 94 persen adalah melalui hubungan seks heteroseksual. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan adanya perubahan perilaku dari masyarakat untuk menekan lajunya penyebaran virus mematikan ini. Selain itu, seruan “pertobatan total untuk mencegah kematian total” melalui perubahan perilaku, perlu dihayati secara baik oleh seluruh masyarakat. Karena sejak HIV pertama ditemukan di Merauke sejak tahun 1996 kepada 4 orang nelayan asal Thailand dan 2 orang PSK, penyebaran virus mematikan HIV hingga saat ini berkembang dengan sangat cepat, yang hingga saat ini telah menembus angka 3 ribu lebih kasus. “Kita perlu memahami secara baik seruan Gubernur karena penanggulangan virus mematikan ini hanya dapat dilakukan melalui pertobatan total dan perubahan perilaku. Ini saya rasa yang perlu kita semua perhatikan. Karena penyebaran virus ini sudah masuk kepada tahap yang sangat memprihatinkan. Karena bukan tidak mungkin, apabila kita tidak merubah perilaku kita, maka kematian secara masal di Papua menjadi ancaman bagi kita semua,” kata Kaisepo. 25-30 % PNS Terinveksi HIV/AIDS Sementara itu, dari 3023 jumlah pengidap HIV/AIDS di Papua, sebanyak 25-30 persennya diindikasikan terinveksi kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Demikian dikatakan Asisten II Setda Provinsi Papua, Drs. Hendrik Pagayak Kaisepo. Kaitannya dengan ini, Kaisepo meminta kepada para pegawai untuk melakukan pertobatan total melalui perubahan perilaku. “Ini merupakan warning kepada para PNS bahwa bahaya HIV/AIDS sudah mengancam kita semua. Untuk itu, saya kita semua dapat bekerja sama memerangi penyebaran virus mematikan ini,” ucapnya.