Perkembangan nilai ekspor Papua selama lima tahun terakhir (2002-2006) cenderung mengalami peningkatan, namun ditahun 2002-2004 sempat sedikit mengalami penurunan.
Di tahun 2006 peningkatan nilai ekspor terjadi cukup tinggi, yaitu sebesar 3485,9 juta dolar AS atau sebesar 30,86 persen. Namun demikian, peningkatan tertinggi sebenarnya terjadi di tahun 2005, yaitu dari 1076,6 juta dolar AS pada tahun 2004, menjadi 2663,9 juta dolar AS ditahun 2005 atau meningkat sebesar 147,43 persen. Peningkatan tersebut ditengarai
seiring dengan meningkatnya sector non migas di Papua.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM mengatakan, meningkatnya nilai ekspor di Papua, terjadi akibat meningkatnya sektor non migas. Di tahun 2006 misalnya, peningkatan di sektor ini, terjadi dari 10,76 juta dolar AS menjadi 26,6 juta dolar AS atau naik sebesar 147,46 persen. Seluruh ekspor di Papua pada tahun 2006, didominasi oleh sektor non migas, sedangkan sektor migas menurun 100 persen. Lebih jauh dijelaskan, peranan ekspor migas dari tahun 2002-2004, sangat berfluktuasi. Kontribusi tertinggi sebesar 100 persen pada tahun 2005 dan tahun 2006. Namun ditahun 2002, 2003 dan 2004, memberikan sedikit kontribusinya kepada sektor migas, masing-masing sebesar 0,02 persen, 0,01 persen dan 0,001 persen.
Menurutnya, ekspor migas ke negara tujuan utama pada tahun 2006, terbesar ke Jepang dengan nilai nominal sebesar 101, 29 juta dolar AS atau 29,06 persen dari total ekspor, disusul ekspor ke Spanyol sebesar 889,6 juta dolar AS atau 25,52 persen dari total ekspor dan India 499,0 juta dolar AS atau 14,32 persen dari total eskpor. Sedangkan perkembangan perdagangan internasional Papua dapat dilihat dari besarnya perolehan surplus, dimana negara mitra utama (Jepang, Korea dan India) mengalami peningkatan surplus pada tahun 2006 kecuali negara Cina yang mengalami penurunan.
”Jepang mengalami perubahan tertinggi sebesar 61,69 persen, disusul Korea, Spanyol dan India, masing-masing sebesar 38,41 persen, 18,23 persen, dan 48,11 persen,” katanya. Ditambahkan, ekspor migas dan non migas ditahun 2006 menurut golongan barang tertinggi pada golongan barang bahan baku hasil tambang apabila dibandingkan dengan tahun 2005, nilai ekspor bahan baku hasil tambang ditahun 2006, mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan itu sebesar 29,02 persen yang diprediksikan pada tahun 2007 ini akan kembali mengalami kenaikan.