"Pada Umumnya, proses penyebaran HIV/AIDS di Papua, tidak saja berawal dari hubungan seksual yang tidak aman. Kali ini, penyebaran bisa melalui narkoba, jarum suntik yang dipakai secara bersamaan dengan pengidap virus mematikan tersebut. Sejauh, HIV/AIDS telah menjadi momok yang mengkawatirkan didalam kehidupan masyarakat Papua. Berbagai upaya banyak pihak yang peduli dengan penanggulangan HIV/AIDS telah dilakukan. Antara lain, kampanye maupun penyuluhan disekolah-sekolah, perkumpulan remaja, lewat jalur keagamaan, organisasi kemasyarakatan, pendekatan kepada Tokoh-tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan lainnya yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya, namun belum membuahkan hasil yang maksimal.
"Oleh karena itu, para orang tua perlu secara terampil mengkomunikasikan bahaya HIV/AIDS dan Narkoba, sebab orang tua memegang peranan penting sebagai sumber informasi kesehatan para anak-anaknya untuk tidak terjerumus lebih jauh hingga tertular virus mematikan HIV/AIDS. Penegasan tersebut, disampaikan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu, SH dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III Setda Provinsi Papua, Drs. Djabar Abdul Kadir, pada kegiatan penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan, HIV/AIDS, bertempat di Aula Sasana Krida, kantor Gubernur Dok II, Jayapura, Kamis (24/5) kemarin. Menurut Gubernur, dari penelitian UNICEF mengenai kerawanan remaja baik yang masih sekolah maupun tidak bersekolah, menunjukan tingginya kesalahpahaman remaja terhadap informasi HIV/AIDS.
"Selain itu, dari hasil penelitian yang sama juga menunjukan bahwa orang tua ternyata masih merupakan sumber informasi penting mengenai kesehatan reproduksi, antara lain, informasi mengenai seks dan HIV/AIDS yang masih dianggap peka sehingga menyulitkan para orang tua untuk mengkomunikasikan hal tersebut dengan anak remajanya. “Oleh karenanya, para orang tua harus belajar keterampilan berkomunikasi misalnya dengan gambar-gambar yang sederhana sehingga para orang tua akan lebih mudah menyampaikan informasi kepada anak remajanya tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Sedangkan untuk Narkoba, terutama bila menggunakan jarum suntik secara bergantian sehingga yang tertular/terinveksi HIV,” tuturnya. Perlu diketahui, seseorang yang telah terinveksi HIV belum tentu terlihat sakit. Badannya akan kelihatan sama saja dengan orang yang tidak terinveksi. Apakah seseorang sudah tertular HIV atau tidak, hanya bisa diketahui melalui tes darah. Selain itu sampai saat ini belum ada obat/penawar yang dapat menangkal atau membunuh virus HIV yang sudah ada dalam tubuh serta mengobati penyakit orang pada masa AIDS akibat kehilangan kekebalan tubuh.
"Menyikapi berbagai masalah yang ada, Gubernur Suebu meminta lebih seringnya digelar penyuluhan-penyuluhan yang harus melibatkan semua lapisan masyarakat, khususnya para orang tua, karena masih dari mereka yang belum memahami bagaimana virus HIV bekerja dan masuk ke dalam tubuh manusia. “Selaku bagian dari anggota masyarakat, saya minta seluruh masyarakat harus mengetahui dan memahami bagaimana mengatasi penyebatan virus HIV, sehingga dari berbagai penyuluhan, diharap bisa mendapatkan informasi akurat dalam proses meminimalisasi penyebaran virus mematikan ini,” harapnya.