"Pemerintah Provinsi Papua mendapat bantuan dana senilai Rp. 1 milyar dari berbagai Lembaga Donor Luar Negeri untuk penanganan pelestarian terumbu karang yang sebagian besar rusak hingga mengancam ekosistem aneka biota laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Menurut Wakil Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Marthinus A. Ayomi, SH, dana bantuan tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pelestarian terumbu karang di seluruh Provinsi ini. Ia mengatakan jumlah bantuan uang dari Luar Negeri untuk penanganan terumbu karang di Papua khusus untuk Tahun 2007, mengalami peningkatan dibanding Tahun 2006 lalu sebesar Rp. 500 juta.
"Dana bantuan yang diterima itu, akan dipergunakan untuk pelestarian terumbu karang di pulau-pulau Padaido, Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Supiori yang rusak akibat terkena bahan peledak. “Sama seperti Tahun sebelumnya, dana bantuan itu akan dipergunakan untuk pelestarian laut di Biak dan Supiori. Karena disana banyak terumbu karang yang rusak terkena bom oleh para nelayan tradisional di Daerah itu maupun kapal-kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara illegal,” kata Ayomi.
"Lebih lanjut Ayomi menjelaskan, Dana tersebut nantinya akan disalurkan melalui Departemen Kelautan dan Perikanan, kemudian diteruskan kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk menangani kerusakan terumbu karang yang menjadi tempat berkembang-biaknya biota laut. Pemanfaatannya, akan bekerjasama dengan aparat keamanan TNI/Polri dalam melacak beredarnya bahan peledak (Handak) yang digunakan para nelayan serta pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) perikanan.
"Disisi lain, ikut dilakukan pemberdayaan SDM para nelayan dengan pola mengirim para nelayan-nelayan asli Papua mengikuti magang pengelolaan terumbu karang di Bali dan NTB maupun pendidikan dan latihan (Diklat) di sejumlah Negara yang mengelola terumbu karang secara lestari. Sehingga sekembalinya para nelayan itu ke Papua, diharapkan dapat mensosialisasikannya kepada para nelayan yang lain, bahwa betapa pentingnya pelestarian terumbu karang yang bernilai ekonomis tinggi bagi kelangsungan hidup manusia.
“Beberapa Tahun belakangan ini sebagian besar terumbu karang di Provinsi Papua mengalami kerusakan berat akibat penangkapan ikan oleh para nelayan dengan menggunakan bahan peledak. Sehingga demikian, kami harap bantuan ini, bisa meminimalisasi kerusakan terumbu karang melalui beberapa Program Kerja yang telah dicanangkan,” ucapnya berharap.