Jayapura.
Gubernur Provinsi Papua Drs.J.P.Solossa,Msi, melakukan sidak ke Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura, sidak yang dilakukan tanpa pemberitahuan itu, membuat pagawai sampai pimpinanpun kalang kabut. Kedatangan Gubernur ke RSUD hanya ingin melihat lokasi rencana pembangunan ruang inap pasien yang akan di bangun dalam rangka persiapan RSUD tersebut menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang didampingi oleh Tim Konsultan Pembangunan membuat pimpinan RSUD menjadi tenang.
Sesuai keterangan Tim Konsultan Pembangunan kepada Gubernur, bahwa kondisis RSUD Dok II saat ini sangat tidak efisien, sebab lokasi UGD sendiri yang sangat jauh dari ruang inap pasien dan ruang ICU bahkan ruang-ruang rawat inap terpencar-pencar, membuat rumah sakit tersebut tidak efisien.Pelayanan pemerintah pada masyarakat harus nyata dirasakan oleh masyarakat, salah satunya adalah melalui pelayanan kesehatan.
Hal itu sejalan dengan pemberian otonomi khusus bagi Provinsi Papua yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini harus benar-benar menjadi kenyataan melalui pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah.Guna melihat secara dekat kondisi RSUD Dok II jayapura yang saat ini dipersiapkan untuk rumah sakit pendidikan, Gubernur Provinsi dalam sidaknya kamis (22/07) dipimpin ketua BP3D Provinsi Papua Drs. Marthinus Howay bersama Tim Perencanaan Pembanguan RSUD tersebut.
Menjadikan Rumah Sakit Pendidikan masih memerlukan penataan ruangan yang lebih baik, oleh sebab itu pembangunan RSUD tersebut untuk memenuhi persyaratan menjadi Rumah Sakit Pendidikan guna mendukung program Fakultas Kedokteran Uncen yang telah berjalan.
Kondisi real RSUD yang berbukit-bukit, memerlukan perencanaan pembangunan yang baik dan mantap, sehingga setiap ruangan ada di rumah sakit tersebut dapat saling terkait, terutama UGD dan ruang operasi, ruang ICU dengan ruang-ruang lainnya termasuk ruang inap pasien.Rencana pembangunan tersebut oleh konsultan telah merencanakan untuk pembangunan gedung berlantai tiga yang berlokasi di ruang bayi sekarang. Yang akan dijadikan sebagai ruang UGD dan ICU serta ruang operasi.
Hal tersebut disambut baik oleh Gubernur dan diharapkan agar pembangunan RSUD tersebut ditata selayaknya Rumah Sakit yang baik seperti RSUD Dr.Sutomo Surabaya. Selain itu Gubernur juga meminta bangunan-bangunan dibelakang RSUD Dok II yang dulunya dipakai sebagai asrama SPK supaya disatukan di dalam kompleks rumah sakit tersebut.
Kepada Gubernur Solossa, menjelaskan untuk mendapat status RSUD menjadi Rumah Sakit Pendidikan terkait dengan pendirian fakultas Kedokteran Uncen harus mendapat akreditasi dari Departemen Kesehatan, yang kemudian dari Departemen Kesehatan, yang kemudian dari Departemen Pendidikan yang mengeluarkan Izin fakultas kedokteran. Sekarang inikan, belum fakultas kedokteran, baru persiapan menuju kesana, dan salah satu persyaratan fakultas kedokteran harus didukung oleh Rumah Sakit Pendidikan, untuk itu RSUD Dok II perlu dipersiapkan menjadi RS Pendidikan, ujarnya. Selain untuk persiapan menjadi RS Pendidikan, Gubernur juga menginginkan agar RSUD Dok II kedepan memberikan pelayanan yang lebih baik, untuk itu diperlukan disain yang lebih baik terhadap RSUD tersebut dengan demikian pelayanan dapat terpusat.
Kalau kondisi sekarang ini, sangat sembraut dengan memberi contoh coba lihat orang sakit masuk UGD, lalu didorong sampai di ruang inap, melalui jalan trotoar yang sangat jauh. Gubernur mengakui untuk membangun RSUD Dok II dengan yang lebih baik membutuhkan biaya yang sangat besar, namun hal itu akan dilakukan secara bertahap yang terpenting sudah ada desain yang baik. Jika menangani RS tanpa ada desain yang baik, sama saja dengan dengan kerja yang amburadul, Memang ini membutuhkan biaya besar karena yang dibutuhkan adalah bagaimana menyiapkan fasilitas baik bangunan gedungnya dan juga SDMnya (para medis dan Dokter) termasuk sistem manajemen tegasnya.