Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua mulai 9 s/d 18 Februari 2008 mendatang, menggelar Pekan Kondom Papua (PKP) 2008. Penyuluhan HIV-AIDS dan sosialisasi kondom serta pelicin akan dilakukan di beberapa tempat strategis di Jayapura, seperti Terminal Kota Jayapura, Pasar Ampera, Terminal PTC Entrop, serta Terminal dan Pasar Youtefa Jayapura.
Acara yang diikuti dengan pemutaran film dan diskusi tentang HIV-AIDS dengan masyarakat umum ini akan dilakukan pula di Bandara Sentani, Pasar Pharaa dan Terminal Sentani, serta di atas Kapal PT. Pelni yang melintasi
rute strategis tempat-tempat di Papua. Tim penyuluh HIV-AIDS dari LSM Peduli AIDS serta staf KPA Provinsi Papua akan melakukan perjalanan dengan penumpang Kapal PT. Pelni dari Jayapura ke Manokwari PP sekaligus memberikan penyuluhan HIV-AIDS serta sosialisasi kondom dan pelicin bagi penumpang dan awak kapal. Menurut Ketua KPA Papua, Drh. Constant Karma, tujuan kampanye ini tidak saja untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di Papua mengenai kondom dan pelicin namun juga membangkitkan kesadaran kolektif maupun individu untuk bisa mengadopsi perilaku seksual yang lebih aman demi mencegah penularan IMS (infeksi menular seksual) sebagai pintu masuk penularan HIV.
Sebagaimana dilaporkan, angka kasus HIV-AIDS di Papua terus meningkat. Data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Triwulan III, per 30 September 2007 melaporkan jumlah 3.434 kasus. HIV sebanyak 1.964 kasus dan AIDS 1.470 kasus. Sebanyak 322 atau 9,38% sudah meninggal. Satu hal yang mengkhawatirkan adalah kasus HIV-AIDS terbanyak justru pada kelompok usia produktif (15-39 tahun) yaitu usia yang seksual aktif sekitar 78,8%. Kasus
HIV-AIDS tertinggi terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 1.548 kasus, kelompok umur 30-39 tahun 884 kasus dan kelompok umur 39-49 tahun 285 kasus. Fakta ini memiliki korelasi kuat ancaman masa depan bagi Papua. Epidemi HIV-AIDS di Tanah Papua sesungguhnya telah menyebar pada populasi umum (generalized epidemic). Apalagi lebih dari 90% penyebarannya terjadi hubungan seks yang tidak aman. Kondom selama ini merupakan alat ampuh dalam menghambat penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV.
Meskipun demikian, ternyata tingkat penggunaan kondom di Indonesia termasuk di Tanah Papua masih dinilai sangat kurang. Rendahnya tingkat penggunaan kondom antara lain karena lingkungan sosial yang kurang mendukung penggunaan kondom sehingga stigma terhadap kondom tidak kunjung hilang, pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan manfaat kondom masih kurang, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi dan pasangan mereka untuk masyarakat umum sekalipun.
Karma mengharapkan, lewat acara sosialisasi kondom ini, pemahaman dan penggunaan kondom sebagai alat kesehatan untuk mengatasi IMS, khususnya HIV di Papua akan meningkat. Dikampanyekan sebagai salah satu alat kontrasepsi (mencegah kehamilan yang tidak direncanakan), penggunaan kondom yang disertai dengan pelicin diharapkan akan dapat mengikis keluhan atau penolakan masyarakat luas terhadap penggunaan alat kesehatan kondom itu sebagai tidak enak dan nyaman.