Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Papua pada bulan Maret 2008 terjadi inflasi 0,16 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 185,08 pada bulan Februari 2008 menjadi 185,37 pada bulan Maret 2008. Kenaikan ini ikut memperngaruhi Laju inlasi tahun kalender yakni sebesar 6,49 persen serta laju inflasi “year on year” (Maret 2008 terhadap Maret 2007) adalah 11,99 persen. Menurut Kepala BPS Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM inflasi yang terjadi pada bulan Maret di Kota Jayapura, lebih disebabkan oleh naiknya indeks kelompok bahan makanan 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok Kesehatan 1,64 persen. Sedangkan sub kelompok yang mengalami kenaikan indeks yang cukup tinggi yaitu : sub perawatan jasmani dan kosmetik 2,96 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 2,88 persen dan sub kelompok lemak dan minyak 2,22 persen.
Demikian dikemukakan Kepala BPS Papua Djarot Soetanto, kepada pers dalam berita resmi statistik yang disampaikannya, Selasa (1/4) di Sasana Gamma Kantor BPS Papua.
Lebih lanjut dijelaskan Djarot, Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan memberikan andil inflasi kota Jayapura selama bulan Maret 2008 antara lain : cakalang 0,15 persen, kacang panjang 0,09 persen, ikan kembung 0,08 persen, sewa rumah 0,07 persen, daging sapi, deho dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,06 persen disusul daging babi 0,05 persen dan beras 0,04 persen.
Kemudian andil komoditas yang mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan adalah : cabe rawit 0,21 persen, ikan ekor kuning 0,10 persen, bawang merah 0,08 persen, cabe merah dan kangkung masing-masing sebesar 0,06 persen, bawang putih 0,04 persen, singkong 0,03 persen, telur ayam ras, angkutan udara, ikan mujair, udang basah, dan nangka muda masing-masing sebesar 0,02 persen. Ia menambahkan, pada bulan Maret 2008 kelompok-kelompok komoditi memberikan andil atau sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan 0,07 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,00 (andilnya sangat kecil); kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,24 persen, kelompok sandang 0,03 persen, kelompok kesehatan 0,04
persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen (andilnya sangat kecil) dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan (-0,16 persen).
Dari 45 kota IHK (Indeks Harga Konsumen), tambahnya, 40 kota mengalami inflasi. Perubahan indeks tertinggi di tingkat Nasional terjadi di Bengkulu 1,96 persen untuk tingkat Sumapua (Sulawesi, Maluku dan Papua) terjadi di Ternate 1,76 persen dan perubahan indeks terendah tingkat Nasional maupun tingkat Sumapua di Ambon -2,73 persen. Inflasi Kota Jayapura menempati urutan ke-39 tingkat Nasional dan ke-6 tingkat Sumapua.