"Gubernur Papua Barnabas Suebu menegaskan perlu dilakukan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pangan strategis guna mengantisipasi ancaman masalah pangan di Papua. Menurut Suebu, Hal yang tak kalah pentingnya adalah meningkatkan efisiensi dan aktivitas distribusi pangan seperti pemantauan harga dan pengembangan cadangan pangan serta program tindakan tanggap darurat seperti penanganan Daerah rawan pangan dan pemberian bantuan saprodi pertanian. Dalam kaitannya dengan itu, Gubernur meminta para aparat terkait untuk dapat mengoptimalkan kinerja sebagai pencapaian pemenuhan pangan dan gizi di Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, bahkan sampai pada tingkat rumah tangga. Demikian dikatakan, Gubernur Suebu dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Setda Provinsi Papua, Drs. Hendrik Kaisiepo, M.Si disela-sela acara pembukaan sosialisasi desa/kampung mandiri pangan tingkat Provinsi Papua, bertempat di Hotel Yasmin Jayapura, Rabu (30/4).
'Dalam kesempatan itu, Gubernur mengatakan bahwa program aksi mandiri pangan yang telah dimulai pada Tahun 2008 sangat relevan untuk dilanjutkan di Papua mengingat angka kemiskinan di Daerah ini masih tinggi. Sehingga sejalan dengan hakekat daripada pengembangan desa mandiri pangan dimana kegiatan ini dapat langsung menyentuh masyarakat miskin di Daerah rawan pangan dan gizi. Lanjuntnya, program aksi desa mandiri pangan tersebut sinergi dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Papua kaitannya dengan RESPEK yang mana mulai Tahun 2007 setiap kampung mendapatkan dana block grand senilai Rp. 100 juta yang pelaksanaan program mandiri pangan sampai dengan Tahun 2008 di Papua mencakup 12 Kabupaten/Kota yang tersebar di 40 kampung binaan, selanjutnya untuk Tahun-tahun mendatang perlu ditingkatkan. Disamping itu, perlu ada keterpaduan dalam pelaksanaan program desa mandiri pangan dengan program terobosan Departemen Pertanian yakni Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan yang dimulai pada Tahun 2008 ini dalam rangka pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan petani.