Jayapura.
Dalam dialog presiden Mega dengan para pemimpin gereja-gereja se-indonesia yang hanya berlangsung sekitar 1 jam lebih dirasakan kurang memuaskan, sebab presiden Megawati Soekarno Putri yang juga sebagai calon presiden RI periode 2004-2009 tidak memberikan jawaban sesuai harapan.
Para pemimpin gereja se-indonesia dalam dialog tersebut menyampaikan 8 butir pertanyaan kepada Presiden Megawati sebagai calon presiden mendatang yaitu:
mulai dari,bagaimana pandangan ibu tentang masalah keangsaan dikaitkan dengan kemajemukan bangsa Indonesia?.Bagaimana pandangan ibu tentang demokrasi dan permasalahnya di negara ini?bagai mana dengan ibu tentang pemberlakuan Otsus di Papua? bagaimana mengakhiri konflik-konflik atas dasar suku,agama,ras dan politik ?Bagaimana usaha-usaha mengatasi redikalisme agama untuk menata negara menurut hukum suatu agama baik secara nasional maupun secara diam-diam di berbagai daerah ?.Bagaimana pembangunan ekonomi rakyat dari pada ekonomi proyek,menolak mengorbankan/menggusur mereka yang paling miskin ?.Dan bagaimana pemberantasan sistem korupsi yang sudah merusak kehidupan berbangsa dan bernegara ?.
Namun pertanyaan yang disampaikan itu Presiden Megawati Soekarno Putri menjawab dengan sepintas dan bahkan banyak jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan,sehingga banyak pendapat para pemimpin-pemimpin gerja Se-Indonesia bahwa mereka tidak puas terhadap jawaban dari presiden tersebut.
Seperti yang di ungkapkan Uskup Jayapura,Leo Labaladjar,OFM,bahwa jawaban yang di sampaikan oleh presiden Mega ke 8 pertanyaan pemimpin gereja-gereja se-Indonesia hanya seperti pembelaan diri terhadap apa yang telah mereka lakukan dalam kepemimpinannya pada periode yang sulit itu.
"Mungkin ibu Presiden merasakan bahwa pertanyaan -pertanyaan itu seperti menyarang dia,padahal apa yang di sampaikan oleh pemimpin gereja itu adalah kenyataan sebenarnya yang terjadi di masyarakat/umat,sehingga jawaban yang di harapkan harusnya memberikan cara penyelesaian permasalahan yang terjadi,"katanya.
Bahkan menurutnya , jawaban-jawaban yang di inginkan adalah langkah-langkah kebijakan yang akan diambil jika dia terpilh menjadi Presiden, namun yang di jelaskan adalah hal-hal yang telah dilakukan selama menjabat Presiden. "Jadi saya merasa bahwa jawaban yang diberikan hanya pembelaan diri terhadap apa yang sudah dibuat selama ini,"katanya.
Leo juga menyesalkan, Moderator Pdt. Sumihe langsung memotong waktu dialog, padahal ibu Mega masih ingin berdialog, namun hal ini tidak bisa dimanfaatkan oleh moderator untuk membuat dialog berjalan secara dari hati kehati ujarnya lagi.