Data Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menyebutkan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2008 sebesar 733,1 ribu (37,08 persen). Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang berjumlah 793,4 ribu (40,78 persen), maka jumlah
penduduk miskin berkurang sebesar 60,3 ribu. Menurut Kepala BPS Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM penurunan ini salah satunya disebabkan terjadinya pengurangan penduduk miskin di daerah perdesaan yang berkurang sekitar 56.500 orang, sementara di daerah
perkotaan penduduk miskinnya berkurang sebanyak 3.800 orang selama periode Maret 2007 - Maret 2008.
“Hal lain, menurut pengamatan kami disebabkan ada penduduk yang meninggal, pindah tempat tinggal atau naik status menjadi tidak miskin karena dapat pekerjaan atau jadi PNS. Namun data yang disajikan ini merupakan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 30 Maret 2008 atau sebelum harga BBM naik. Sehingga belum menyentuh gambaran situasi pada saat sekarang ini,” jelasnya kepada pers saat memberikan keterangan pers, Selasa (1/7) di Aula Sasana Gamma Kantor BPS Papua.
Ia menjelaskan, dalam data yang ada persentase penduduk miskin daerah perkotaan tidak banyak berubah, dibanding periode Maret 2007, persentase penduduk miskin di
perkotaan turun sebesar 0,95 persen (7,97% pada Maret 2007 menjadi 7,02% pada Maret 2008) sementara penduduk miskin di pedesaan mengalami penurunan sebesar 4,51 persen (50,47% pada Maret 2007 menjadi 45,96% pada Maret 2008). Sama halnya dengan yang terjadi di Provinsi Papua, secara nasional penduduk miskin di Indonesia juga mengalami penurunan, yaitu dari 37.2 juta (16.58 persen) pada Maret 2007 menjadi 34.96 juta (15.42 persen) pada Maret 2008.
Sementara itu, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). “Pada bulan Maret 2007, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 77,76 persen sementara pada bulan Maret 2008 sebesar 77,26 persen. Ini dapat dilihat dari perbandingan antar daerah, yakni peranan komoditi makanan di perkotaan sebesar 65,27 persen sementara di pedesaaan sebanyak 81,65 persen,”ujarnya.
Sementara itu, Djarot Soetanto mengaku, Kabupaten Puncak Jaya merupakan daerah dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Papua, yakni ± 54 persen. Kemudian menyusul Kabupaten Supiori menempati urutan kedua dengan persentase penduduk miskin sebesar 53,25 persen, Paniai 52,18 persen dan Jayawijaya 50,31 persen.