Meskipun dalam penghitungan suara sementara oleh berbagai pihak pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla telah meraih sekitar 60 persen suara, kubu Koalisi Kebangsaan yang mendukung Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi menyatakan optimis masih bisa menang. Megawati sendiri dilaporkan bersikap tenang-tenang saja dalam menyikapi jumlah perolehan suaranya yang berada di bawah lawannya, Susilo Bambang Yudhoyono.
Pernyataan optimistis itu dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, dan Sekjen PDI Perjuangan (PDI-P) Soetjipto, usai melakukan pertemuan dengan Megawati dan sejumlah tokoh Koalisi Kebangsaan di kediaman Megawati, Jalan Kebagusan, Jakarta Selatan, Senin (20/9) malam. "Suara-suara yang terhitung baru beberapa persen. Jadi kami melihat bahwa peluang untuk pasangan Mega-Hasyim masih terbuka. Kita masih menunggu hasil hari-hari yang akan datang," kata Akbar.
Mengenai langkah antisipatif Koalisi Kebangsaan dalam menyikapi hasil quick count yang condong kepada kemenangan Yudhoyono, Akbar menyatakan semangat Koalisi Kebangsaan tidak akan surut hanya karena Pemilu Presiden.
Koalisi Kebangsaan, katanya, dibentuk dengan dua perspektif, yaitu selain memperjuangkan kemenangan Mega-Hasyim, juga memperkuat kebersamaan di lembaga legislatif. "Kekuatan kami di DPR adalah 324 kursi dan itu bukan kekuatan yang kecil. Tentu kami akan mengatur strategi nanti, bagaimana kami akan memainkan peranan di DPR," katanya.
Senada dengan Akbar, Sekjen PDI Perjuangan, Sutjipto, menolak anggapan Koalisi Kebangsaan tidak efektif dalam memenangkan Mega-Hasyim. Selain karena perolehan akhir suara juga belum diketahui, koalisi bukan dibentuk dengan tujuan jangka pendek. "Bukan hanya untuk Pemilu, koalisi itu untuk lima tahun," ujarnya.
Pandangan serupa, katanya, disampaikan Megawati dalam pertemuan hari Senin malam di Kebagusan, bahwa kekuatan Koalisi Kebangsaan harus dipertahankan dan tidak perlu meributkan hasil penghitungan suara pilpres yang belum selesai. "Satu yang paling ditekankan (Megawati, red) adalah mbok jangan ribut melulu, ini separuh (jumlah suara) saja belum. Yang kedua, kita punya koalisi, jaga itu koalisi," kata Sujipto ketika ditanya wartawan tentang apa yang disampaikan Megawati dalam pertemuan tersebut.
Mengenai sikap Megawati terhadap perolehan suara yang lebih sedikit dibandingkan yang diperoleh Yudhoyono, Sutjipto mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden RI itu terlihat tenang-tenang saja. "Saya tidak menangkap ada wajah atau ucapan kecewa. Malah (beliau) menyampaikan bahwa pada prinsipnya kita masih punya satu kekuatan yang kita tidak boleh lengah di dalamnya, yaitu koalisi," katanya.
Sementara itu, dibandingkan dengan suasana pada Senin malam di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono yang dipenuhi ratusan massa dan diliput ratusan wartawan media massa dalam dan luar negeri, situasi di kediaman Megawati terlihat sepi.
Hampir tidak ada massa yang bergerombol di sekitar kediaman Megawati dan hanya beberapa warga setempat yang duduk-duduk di tempat tersebut, sementara wartawan yang hadir hanya sekitar tiga puluh orang. Tokoh-tokoh yang hadir dalam pertemuan yang disebut-sebut ?informal? Koalisi Kebangsaan itu antara lain Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Bintang Reformasi Zainuddin MZ, Laksamana Sukardi, Alimarwan Hanan, Guntur Soekarnoputra dan Guruh Soekarnoputra.