Upaya pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah terwujud melalui salah satu kebijakan pemerintah, yakni dengan meluncurkan program masyarakat informasi Indonesia yang diarahkan guna mengurangi serta menghilangkan kesenjangan akses masyarakat terhadap layanan informasi.
Program ini lebih dikenal dengan Warung Masyarakat Informasi disingkat Warmasif sebagai salah satu bentuk pengembangan implementasi dari community aceess point (CAP) dimana masyarakat yang berada di suatu wilayah bisa melakukan komunikasi akses informasi secara global (on line) dengan internet maupun secara of line serta melakukan pemasaran dan penjualan melalui internet.
Sejalan dengan peran Warmasif yang dapat mencerdaskan masyarakat melalui perpustakaan digital dan layanan informasi kesehatan serta layanan informasi lainnya, sangat diharapkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia tersebut guna meningkatkan pengetahuan dan pendidikan masyarakat.
Demikian antara lain dikatakan Gubernur Papua dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Papua Drs. Tedjo Soeprapto, MM pada acara sosialisasi warung masyarakat informasi (Warmasif) Indonesia, di Aula Kantor BPDE Papua, Senin (27/10). Dikatakan, sebagaimana diketahui bahwa Warmasif ini belum secara optimal dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga peemrintah merasa perlu melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat.
Dengan harapan hasil daripada kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap kegunaan Warmasif sebagai sarana pengembangan usaha, pendidikan masyarakat, layanan informasi kesehatan, pencarian informasi serta optimalisasi pemanfaatan terhadap fasilitas yang tersedia di Warmasif.
Sehingga mampu mempercepat tercapainya masyarakat informasi Indonesia yang ditargetkan tercapai pada tahun 2015 mendatang serta mempercepat, menunjang tumbuh dan berkembangnya komoditi unggulan melalui e-UKM yang terdapat di wilayah setempat dan mengurangi kesenjangan akses masyarakat terhadap layanan informasi pengetahuan komunikasi.
Sementara itu, Ketua panitia, Drs. Andrianus Kawer dalam laporannya mengatakan kegiatan ini diikuti oleh seratus peserta dari unsur UKM, komunitas kesehatan seperti dari rumah sakit, apotik dan Ikatan Dokter Indonesia. Kemudian dari unsur perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun daerah, para pelajar dan pengusaha warnet.