"Anggota Polres Kabupaten Jayapura, Rabu dini hari, dikabarkan melakukan penembakan terhadap seorang warga Kampung Harapan yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, beberapa jam kemudian. Menurut Kapolda Papua, Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto, dari laporan sementara penembakan dilakukan karena anggota kepolisian merasa terdesak atau melindungi diri dari aksi penyerangan yang dilakukan oleh korban dengan bersenjatakan sangkur, saat para anggota polisi lain akan mengamankan warga yang melakukan pemalangan.
Penegasan ini sebagaimana dikatakan Kapolda saat diwawancara, Rabu (6/5), bertempat di RM. Citra Bundo usai makan siang. Sementara untuk kronoligis kejadian, menurut Kapolda, bermula pada pukul 05.00 WIT masyarakat melapor ke Polsek Sentani Timur dengan isi laporan bahwa sebanyak 4 orang warga melakukan pemalangan di jalan kampung harapan. Laporan ini langsung ditindaklanjuti pihak kepolisian dengan menurunkan 3 orang anggota Polsek ke tempat kejadian. Kemudian para anggota polisi tersebut, melakukan pembukaan blokir jalan yang dilakukan oleh sejumlah warga tersebut. Namun, upaya ini ternyata mendapat perlawanan dari para warga yang melakukan pemalangan ketika para anggota kepolisian akan mengamankan sejumlah warga.
“Jadi, ketika anggota polisi akan menaikan tersangka yang lain, kemudian korban Agus Ohe mengeluarkan sangkur dan mengejar anggota kepolisian. Dari jarak kurang lebih 2 meter, korban sudah akan menikam sehingga anggota polisi langsung mengeluarkan tembakan kemudian terkena dibagian kaki sebelah kanan korban,” tuturnya. Setelah itu, sejumlah warga yang melakukan pemalangan tetap digelandang ke Polsek sedangkan korban diangkut ke rumah sakit Sentani.
“Tetapi pada pukul 8.30 WIT, kami menerima kabar bahwa Agus Ohe sudah meninggal dirumah sakit,” kata Kapolda. Hanya saja untuk penyebab kematian menurut Kapolda, dari informasi yang diperoleh bahwa penyebab kematian dikarenakan korban berada dalam kondisi mabuk dan terpengaruh alkohol berat. “Sehingga proses pengobatan tidak mempan didalam tubuh. Ini informasi sementara tapi yang jelas dia meninggal bukan karena ditembak di perut. Untuk itu kita minta visum dari rumah sakit,” katanya.
Ditanya apakah penembakan yang dilakukan anggota kepolisian sudah sesuai prosedur tetap (protap), Kapolda mengaku masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Nanti kita akan melakukan pemeriksaan karena ada saksinya. Dari situ baru kita akan tahu. Tapi kalau melihat dari situasinya, bukan mau membela tapi mungkin situasinya itu benar. Tapi sementara nanti saya jawab setelah pemeriksaan,” ucapnya.
Akses ke Bandara Sempat Lumpuh
Buntut dari meninggalnya korban tertembak Agus Ohe, mengundang aksi pemblokiran jalan raya sejak pukul 08.30 WIT, oleh ratusan warga Kampung Harapan, sehingga akses menuju Bandara Sentani sempat lumpuh total. Dari pantauan dilapangan, tampak ratusan kendaraan roda 2 dan 4 mengantri di kedua ruas jalan tersebut sehingga mengakibatkan beberapa jadwal penerbangan tertunda dan ratusan penumpang yang akan berangkat keluar daerah, harus tertunda perjalanannya.
Menyikapi aksi pemblokiran jalan ini, pihak Polda Papua langsung melakukan negoisasi bersama dengan warga. Menurut Kapolda, hasil dari negoisasi tersebut menyebutkan bahwa warga meminta agar saudara lainnya yang ditangkap untuk segera dibebaskan. “Maksudnya tidak dilakukan penahanan. Tapi pada prinsipnya saya setuju tapi kalau nanti ada pelanggaran hukum, ya tetap kita proses. Termasuk jika ada korban pemalakan ada yang melapor tentunya akan kita tindaklanjuti,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, disela-sela pemblokiran warga kampung harapan, pihak Polda Papua telah menurunkan kesatuan Brimob sebanyak 2 pleton untuk membuka satu jalur lalu lintas. Sampai dengan pukul 18.00, pihak kepolisian terlihat masih melakukan negoisasi dengan warga agar jalan tersebut dapat dipergunakan oleh masyarakat umum.