"Setelah memastikan diri merebut gelar juara Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 usai mengalahkan Persija Jakarta 3-1 di Jepara, beberapa waktu lalu tim Mutiara Hitam (julukan persipura) diminta untuk mempertahankan gelar yang diraih tersebut. Hal demikian sebagaimana ditegaskan Sekda Papua, Drs, Tedjo Soeprapto, MM usai menghadiri satu acara, di Aula DPTIK Provinsi Papua, Rabu (27/5) pagi. Menurutnya, prestasi tertinggi pada ajang persepakbolaan di Indonesia ini, janganlah sampai membuat tim Mutiara Hitam lupa diri atau gelap mata. Tetapi dijadikan sebagai satu momentum untuk bisa mempertahankannya menuju kepada arah yang lebih baik , dimasa-masa yang akan datang.
“Kejadian di tahun 2006 jangan sampai terulang. Bahwa ketika Persipura menjuarai Liga Indonesia pada tahun 2005, lantas kemenangan itu tercoreng dengan penampilan buruk tim Jayapura yang hanya menduduki rangking ke 13 di tahun 2006. Nah, hal seperti ini yang kita harus hindari,†imbaunya.
Sementara disinggung soal motivasi apa yang akan diberikan oleh Pemerintah Provinsi terkait kemenangan yang ditorehkan Persipura, kata Sekda, hal itu tentunya sudah dipikirkan oleh Gubernur Papua. Namun, langkah apa yang akan dibuat hal itu belum diketahui. “Karena harus dari bapak Gubernur sendiri yang memutuskan selaku pengambil kebijakan di daerah,†tukasnya. Kendati begitu, lanjut Sekda, secara moril kita tentunya memberi dukungan namun untuk hal lain tentu keputusannya akan diambil oleh Gubernur selaku Kepala Pemerintahan di Daerah. “Tapi ada banyak yang harus kita siapkan terkait dengan kemenangan ini. Antara lain, menyiapkan stadion untuk dikaji kembali. Itu juga tentunya bentuk-bentuk perhatian Pemerintah juga.
Jadi, kita tentu akan melihat apa saja yang bisa dilakukan agar mereka dapat eksis melanjutkan keberhasilan di super liga ini,†tukas Sekda. Untuk diketahui, puluhan ribu pecinta sepakbola di Kota Jayapura, menyambut kedatangan tim kebanggaan mereka, Persipura Jayapura atas kemenangan di ajang Indonesia Super League (ISL) musim 2008/2009. Setelah disambut, para punggawa mutiara hitam diarak untuk mengikuti konvoi dari bandara Sentani menuju jantung Kota Jayapura . Konvoi ini, menimbulkan kemacetan yang luar biasa karena panjang konvoi yang mencapai hingga puluhan kilo.