"Pemerintah Kabupaten Tolikara mengumumkan masih membutuhkan Sebanyak 30 tenaga dokter untuk disebar di 30 distrik diwilayah pegunungan tersebut. Menurut Kepala Puskesmas Plus Kabupaten Tolikara, dr Nicodemus Kogoya, saat ini Kabupaten Tolikara hanya memiliki 12 dokter sehingga sebanyak 30 distrik di Tolikara terpaksa tidak menjalankan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya.
“Jadi, seharusnya kan satu puskesmas layaknya tersedia satu dokter jaga. Tapi untuk saat ini belum cukup sebab kami membutuhkan tenaga medis guna menunjang program ibu Menteri Kesehatan tentang save Papua yang menitik beratkan pada penyakit HIV/AIDS, perbaikan gizi, TBC dan kesehatan ibu dan anak,â€Âkata dia saat memberikan keterangan kepada pers, dalam satu kesempatan, kemarin. Menurutnya, agar para tenaga kesehatan dapat betah untuk melakukan pelayanan di Tolikara nantinya, pihak Pemerintah Daerah bersedia menaikkan insentif bulanan sebesar Rp. 15 juta per bulan.
“Jadi, ini merupakan salah satu rangsangan agar para dokter mau bekerja di Tolikara. Sebab Tahun lalu insentif yang diberikan untuk para dokter ini hanya sebesar Rp. 10 juta/bulan,†tuturnya. Sementara untuk mengatasi kekurangan dokter di Tolikara, lanjut dia, Pemda setempat melakukan patroli kesehatan keliling kampung yang tersebar di 30 distrik tersebut. Sebab angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Tolikara masih sangat tinggi.
Hal ini disebabkan karena tenaga medis yang kurang dan fasilitas yang belum memadai. “Banyak ibu hamil di kampung-kampung yang kurang pengetahuan akan kehamilan dan kurang mensuplai vitamin, sehingga banyak yang anemia. Selain itu, penyakit lain yang dominan adalah malaria, TBC, ISPA dan rematik. Dan khusus untuk rematik karena daerah dingin dan setiap harinya suhu udara disini bisa mencapai dibawah lima derajat. Maka itu, kami melakukan upaya lainnya untuk dapat meminimalisasi kematian didaerah ini, â€Âkata dia.