"Memasuki semester pertama Tahun 2009, capaian Pajak Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua diperkirakan telah berada kisaran 50 persen atau telah mencapai sekitar Rp. 220 milyar dari target PAD yang ditetapkan pada tahun ini, yakni sekitar Rp. 411 milyar. Menurut Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Provinsi Papua, Drs. Yanuarius Resubun, MSP, memasuki akhir bulan Juni ini, capaian PAD Provinsi telah mencapai setengah dari target yang ditetapkan sebelumnya.
Hal demikian sebagaimana ditegaskan Kadispenda Yanuarius Resubun, saat memberikan keterangan, dalam satu kesempatan, baru-baru ini. Menurut dia, penerimaan terbesar berasal dari sektor pajak kendaraan bermotor (PKB) serta bea balik nama kendaraan bermotor. “Penghasilan PAD dari sektor ini, rata-rata mencapai hampir 70 persen pertahunnya,†tutur dia. Kemudian disusul, pajak pemanfaatan pengambilan air bawah tanah permukaan dan pajak bahan bakar minyak dari pertamina.
“Sementara untuk pajak pemanfaatan air bawah tanah permukaan ini merupakan penyumbang yang terbesar yang ditarik dari PT. Freeport Indonesia, yakni sekitar Rp. 11,5 milyar per tahun,†terangnya. Ditanya mengapa sumbangan PAD terbesar berasal dari sektor pajak kendaraan bermotor bukan dari kekayaan sumber daya alam Papua, Resubun mengatakan, hal demikian dikarenakan sektor lain di Papua belum tumbuh dengan cukup baik. Sehingga lebih dominan, penerimaan terbesar bukan dari kekayaan alam yang ada namun berasal dari pajak kendaraan bermotor.
Sementara ditanya soal Kabupaten/Kota penyumbang PAD terbesar, ia mengatakan bahwa daerah pemberi kontribusi terbesar dibumi cenderawasih adalah Kota Jayapura, kemudian disusul Kabupaten Mimika dan Merauke. “Jadi, untuk penyumbang PAD terbesar kalau dilihat antar Kabupaten/Kota tentu saja dari Kota Jayapura yang tiap tahunnya menyumbang Rp. 45 milyar per tahun. “Tapi untuk wilayah Papua Barat yang memberi kontribusi terbesar adalah Sorong dan Manokwari. Mengapa dihitung dengan Papua Barat, karena mereka (Papua Barat) masih tergabung dengan kita (Papua),†ungkapnya.