"Pemerintah Provinsi sangat menyayangkan tidak berpartisipasinya 3 daerah dalam perekrutan calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun 2009, yang sementara berlangsung di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Selasa (21/7). Menurut Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan Aparatur Provinsi Papua, Drs. Yesaya Buiney, MM, sebanyak 3 daerah yang tidak mengirimkan calon praja IPDN adalah Kabupaten Jayapura, Boven Digoel dan Kota Jayapura.
Sikap tersebut, lanjutnya, sangat disayangkan karena semestinya pengiriman praja IPDN ini, harus menjadi program prioritas setiap Kabupaten/Kota sebab merupakan pembinaan sumber daya aparatur daerah. “Sebenarnya ini kan kesempatan bagi kita. Kenapa tidak ikut? Justru sangat rugi kan kalau tidak ikut. IPDN ini kan bukan barang dadakan. Jadi mungkin, lalai saja mereka sehingga tidak memprogramkan. Dan ini sangat disayangkan karena satu-satunya sekolah pengkaderan Depdagri yang notabene sampai ke tingkat distrik maupun kelurahan,†cetus Buiney, disela-sela tes penentuan akhir (pantuhir) yang diselenggarakan di Sasana Krida Kantor Gubernur, Selasa kemarin.
Ditanya apakah ketiga daerah tersebut tidak mengirimkan calon praja karena SDM yang ada masih cukup memenuhi beban kerja yang ada, aku Buiney, jika ketiga Kabupaten itu berpikir demikian, maka hal tersebut merupakan pemikiran yang keliru. Sebab, seluruh daerah dari sisi Pemerintahan sebenarnya sangat memerlukan SDM lulusan IPDN. Dilain pihak, karena IPDN merupakan sekolah pengkaderan yang dilakukan setiap tahunan. “Sehingga jangankan banyak yang diterima, 1 orang saja yang lulus kita sudah bersyukur. Apalagi pembiayaan sekolah bagi siswa kan dibiayai oleh Negara. Jadi tentu, sangat disayangkan jika tidak ikut karena lulusan IPDN ini diharapkan menjadi Lurah, Kepala Distrik dan Sekretaris Lurah. Bahkan Sekda Papua saat ini berasal dari IPDN,†tuturnya.
Sekedar diketahui, sebanyak 363 calon praja IPDN dari 24 Kabupaten di Papua, Selasa kemarin mengikuti tes pantuhir di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura. Sebelum mengikuti tes Pantuhir, para calon praja sebelumnya telah melalui psikotes didaerahnya masing-masing, kemudian tes akademis dan kesehatan. Menurut Yesaya Buiney, tes pantuhir ini, lebih menilai penampilan fisik dan kemampuan menjawab dari para calon praja. “Sehingga diharapkan nantinya para calon praja dapat mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Sebab sistem penilaian ditentukan oleh tim dari Pusat dan perhitungannya memakai sistem rangking secara Nasional,†terangnya.