"Perusahaan Daerah (PD) Irian Bhakti Papua telah mengalokasi dana senilai Rp. 22 milyar guna mendukung penyaluran beras PNS ke wilayah pedalaman untuk triwulan II dan III (April – September). Menurut Dirut PD. Irian Bhakti Papua, Yusuf Wally, dana tersebut kini sedang diproses pencairannya di KPKN untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh kantor-kantor cabang di Kabupaten. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Yusuf Wally, saat memberikan keterangan, pekan kemarin diruang kerjanya.
Sebelumnya, lanjut Wally, Kantor Pusat PD Irian Bhakti sudah menyalurkan dana senilai Rp. 11 milyar untuk dipergunakan oleh seluruh cabang dalam mendukung penyaluran beras dimasing-masing daerahnya. Dana senilai Rp. 11 milyar tersebut, merupakan drooping selama bulan Januari s/d Maret (trilwulan I) dari dana subsidi senilai total Rp. 40 miliar yang akan dipergunakan oleh Irian Bhakti dalam menyalurkan beras selama 1 tahun penuh di Tanah Papua.
“Jadi memang untuk dana triwulan II dan III ini sedang dalam proses yang diproses di KPKN. Dalam artian dananya sudah ada, kemudian nanti dicairkan oleh kami dan selanjutnya kami drop ke cabang-cabang,†kata Wally. Dikatakan, untuk penggunaan dana terbesar dalam menyalurkan beras di Papua, sampai saat ini masih dipegang oleh Kabupaten Induk Jayawijaya yang dalam sebulan mengganggarkan pengeluaran senilai Rp. 500 juta. Kemudian disusul Kabupaten Nabire yang dalam sebulannya mengeluarkan dana sekitar Rp. 400 juta.
“Jadi, bisa kami katakan bahwa cabang yang mengeluarkan dana terbesar dalam penyaluran beras adalah cabang yang berada didaerah pegunungan. Sebab akses transportasinya hanya dapat menggunakan pesawat terbang,†terangnya. Sementara disinggung mengenai penyaluran beras, Wally menuturkan bahwa pihaknya optimis seluruh beras akan tersalur dengan tepat waktu dan sebagaimana mestinya. Memang ia menyadari sering kali terjadi keterlambatan dalam penyaluran beras. Namun keterlambatan itu, diakuinya, lebih disebabkan faktor non teknis, seperti tidak adanya penerbangan serta DO SPMU yang lamban masuk.