"Kegiatan Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati selama empat hari di Kantor Gubernur Dok 2 Jayapura, menghasilkan enam rekomendasi yang akan dibawa ke Konferensi Internasional perubahan iklim ke tujuh, yang akan dilaksanakan di Copenhagen Denmark Bulan Desember mendatang. Ketua Panitia Noak Kapisa dalam laporannya menyampaikan hasil rekomendasi tersebut, yakni pertama, akan melaksanakan upaya-upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Papua. Kedua, mengupayakan agar dalam kurun waktu tujuh tahun yang akan datang Tanah Papua memimpin konservasi karbon yang dilakukan melalui program konservasi keunikan ekosistem-ekosistem di Papua dan ketiga, membuat peraturan dan perencanaan yang menunjang terbentuknya hutan konservasi yang dipatuhi para pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Sedangkan Keempat, memberdayakan masyarakat sebagai pemimpin dalam mempelopori pendidikan lingkungan pada tingkat dasar, menengah, atas, maupun pada tingkat Perguruan Tinggi, membentuk forum kerja dalam rangka menindaklanjuti berbagai rekomendasi dari konferensi. Kemudian kelima, memfasilitasi terjadinya sinkronisasi pada setiap impelementasi dari setiap program yang dilaporkan sebagai evaluasi pada konferensi internasional keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan kedua ditahun 2011, dan keenam menyampaikan hasil konferensi tersebut pada konferensi internasional di Copenhagen Desember 2009 yang akan datang.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu, SH dalam pidatonya pada acara penutupan tersebut menyampaikan rasa terima kasih kepada para peserta, khusunya perwakilan internasional yang telah memberikan masukan sebagai bentuk kepedulian terhadap keberhasilan program terkait pelestarian keanekaragam hayati. Gubernur juga menegaskan komitmennya dalam menjalankan berbagai rekomendasi sebagai bentuk keseriusan dari rasa penghargaan terhadap kegiatan pelaksanaan konferensi tersebut. Sekedar diketahui, kegiatan Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati ini, untuk pertama kalinya diadakan di Papua. Acara konferensi internasional ini, secara resmi ditutup oleh Gubernur Propinsi Papua, Barnabas Suebu, SH pada Sabtu (14/11) malam.