"Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengumumkan pada Bulan November 2009, Provinsi Papua mengalami penurunan nilai ekspor 20,62 persen dibanding nilainya pada bulan sebelumnya, yaitu dari 313,58 juta US$ menjadi 248,93 juta US$. Penurunan tersebut, akibat menurunnya jumlah atau volume dan harga ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) masing-masing sebesar 19,62 persen dan 1,23 persen yang diikuti menurunnya kepiting hidup, dimana volume ekspornya turun 47,93 persen dan harga ekspornya turun 22,19 persen dibandingkan volume dan harganya pada Oktober 2009.
Hal demikian, sebagaimana dikemukakan Kepala BPS Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM saat memberikan keterangan, di Kantor BPS Papua, kemarin. Dijelaskan dia, nilai ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada November adalah 248,91 juta US$ atau turun 20,61 persen dibandingkan nilainya pada Oktober 2009 yang mencapai 313,54 juta US$. Besarnya kontribusi HS26 terhadap total ekspor Papua menyebabkan penurunan ekspor komoditas tersebut berakibat pada penurunan nilai ekspor Papua secara keseluruhan. Penurunan juga terjadi pada nilai ekspor golongan lainnya sebesar 48,12 persen, dari 0,04 juta US$ pada Oktober 2009 menjadi hanya 0,02 juta US$ pada November 2009. Meskipun terjadi penurunan nilai ekspor HS26 pada November 2009, ekspor komoditas tersebut kumulatif Jan-Nov 2009, naik signifikan 51,42 persen dibandingkan nilainya pada Oktober 2009, yaitu dari 2.289,01 juta US$ menjadi 3.466,03 juta US$. Kenaikan tersebut dilatari oleh membaiknya ekonomi dunia sehingga Negara-negara, seperti India dan Cina, kembali mengimpor HS26 dari Papua. Sedangkan ekspor golongan lainnya justru turun hingga 79,45 persen menjadi hanya 0,95 juta US$ pada Jan-Nov 2009.
Sementara pada Bulan November 2009, Negara utama yang menjadi tujuan ekspor Papua adalah Spanyol, Filipina, dan India senilai 248,91 juta US$. Nilai tersebut turun 20,61 persen dibandingkan nilainya pada bulan sebelumnya akibat tidak adanya ekspor HS26 ke Jepang dan Korea Selatan yang memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap total ekspor Papua. Sedangkan negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor pada November 2009 adalah Singapura dan Australia senilai 0,02 juta US$. Sedangkan untuk nilai impor Pada November 2009, lanjut dia, total impor Papua mengalami kenaikan 11,30 persen dibandingkan nilainya pada Oktober 2009, yaitu dari 63,19 juta US$ menjadi 70,33 juta US$. Kenaikan impor November 2009 disebabkan oleh kenaikan nilai impor migas terutama Bahan Bakar Diesel Berkecepatan Tinggi yang naik hingga 61,90 persen. Komoditi tersebut menyumbang 36,23 persen terhadap total impor Papua November 2009. “Sedangkan dari golongan non migas, Suku Cadang Motor/Penggerak untuk Generator (Output antara 75kw hingga 10.000kw) menempati posisi kedua dengan andil 4,36 persen, â€Âtutur dia.
Ditambahkan, pada November 2009 tidak tercatat adanya impor dari Cina sehingga dari 7 Negara utama, hanya 6 Negara utama yang menjadi Negara asal impor non migas Papua. Nilai impor non migas dari keenam Negara utama pada November 2009, yakni 42,86 juta US$ atau turun 6,70 persen dibandingkan nilainya pada Oktober 2009 sebesar 45,94 juta US$. Turunnya nilai impor dari Amerika Serikat dan Australia masing-masing senilai 4,21 juta US$ dan 5,39 juta US$ menjadi pemicu turunnya nilai impor dari Negara utama. Sedangkan nilai impor non migas dari Negara lainnya justru naik dari 0,01 juta US$ pada Oktober 2009 menjadi 0,03 juta US$ pada November 2009.