"Jelang bulan ramadhan, aneka bahan makanan maupun minuman kaleng sering mengalami kenaikan yang signifikan akibat tingginya permintaan masyarakat. Hal ini tentu akan memicu tingginya inflasi sehingga perlu diambil langkah maupun upaya antisipasi agar harga bahan makanan dan barang terkait lainnya tak mengalami peningkatan Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM pemerintah daerah perlu membuat langkah antisipasi untuk mengerem tingginya kenaikan harga bahan makanan dan minuman kaleng jelang hari raya Idul Fitri. Salah satu upaya, yakni dengan menyiapkan stok bahan makanan sampai tiga bulan kedepan. “Dengan begini tentu gejolak inflasi tidak begitu tinggi. Tapi kalau pemda tidak buat antisipasi, maka inflasi tentu akan tinggi,†kata Djarot saat memberikan keterangan kepada pers, belum lama ini. Menurut dia, untuk hari-hari besar keagamaan tentunya akan ada pertambahan permintaan dan kebutuhan, antara lain selama puasa maupun Idul Fitri. Hal ini, tentu mendorong ketidakseimbangan baik permintaan maupun penawaran, sehinga mau tidak mau adanya kenaikan beberapa barang dan jasa akan terjadi. Berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun, jelang perayaan Idul Fitri, terjadi kenaikan pada barang-barang yang dibutuhkan untuk Lebaran, baik untuk bahan makanan serta kebutuhan sandang. Kenaikan yang juga tak dapat direm adalah tingginya ongkos transportasi. Kenaikan tersebut, lanjut Djarot, perlu diantisipasi oleh pihak pemerintah daerah. Dengan kata lain, dapat mengurangi tingkat kenaikan harga sudah merupakan hal yang sangat positif untuk membantu masyarakat yang tengah menjalankan hari raya Lebaran. “Jadi, perlu ada langkah-langkah dari pemerintah disini. Agar masyarakat yang merayakan Lebaran tidak terbebani dengan harga bahan makanan yang tinggi,â€Âimbaunya.