Dalam rangka menunjang dan menjamin kelangsungan kegiatan budidaya ikan sebagaimana yang telah ada dan akan dikembangkan oleh masyarakat pada masa yang akan datang, Dinas Kelautan dan Perikanan akan mengembangkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di tingkat Distrik atau Kampung. Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Ir. Astiler Maharadja, dengan cara ini maka kebutuhan bibit ikan bisa lebih dekat dengan para pembudidayanya. “Namun, hal ini tentu harus diimbangi dengan SDM yang tentu juga harus ditingkatkan baik jumlah, mutu, ketrampilannya, dan fasilitas pendukung terkait,†kata Astiler Jumat kemarin. Ia mengatakan, program ini berkaca kepada hasil kegiatan Turkam bersama Gubernur Papua yang dilaksanakan pada bulan Juni s/d Juli 2010 lalu. Hasil Turkam memperlihatkan bahwa biaya angkut per kilogram barang dengan pesawat yang berkisar Rp. 33.000 yang “memaksa†harga jual ikan diwilayah pegununugan mencapai Rp. 40.000. “Ini harga yang sangat fantastis dan sulit dijangkau oleh masyarakat luas di daerah pedalaman. Karena itu, dalam rangka mendukung dan menjamin kelangsungan kegiatan budidaya ikan yang sudah dan akan dikembangkan oleh masyarakat pada masa yang akan datang, maka program utama selanjutnya adalah mengembangkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di tingkat Distrik atau Kampung karena hampir 60% penduduk Papua bermukim di daerah pegunungan,†paparnya. Ditambahkan dia, sementara untuk memenuhi kebutuhan Induk-Induk Unggul kepada UPR, maka Balai Benih Ikan (BBI) Lokal di beberapa kabupaten akan ikut dikembangkan untuk menyuplai induk-induk unggul kepada UPR. Dengan harapan di tahun 2011 sampai dengan tahun 2012, daerah pegunungan akan dapat dibanjiri oleh ikan air tawar sebagai sumber protein hewani dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.