Guna memaksimalkan program pendampingan dalam upaya mendukung implementasi Rencana Strategis Pembangunan Kampung (RESPEK), Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Provinsi Papua akan kembali merekrut sekitar 100 tenaga pendamping di tahun 2010 ini. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Provinsi Papua, Max Kambuaya mengatakan perekrutan tenaga pendamping baru tersebut akan segera direalisasikan setelah dana pelatihan turun dari pemerintah pusat. “Jadi, kita memang masih akan melakukan perekrutan lagi. Untuk angkatan berikutnya kita rencana akan tambah 100 orang lagi tapi waktu perekrutan menunggu dana dari Pemerintah Pusat karena para pendamping ini digaji dari Bank Dunia melalui Pemerintah Pusat,†ungkap Max Kambuaya di Kantor Gubernur, kemarin. Menurut Max, penambahan 100 orang masih dirasa belum cukup memenuhi seluruh distrik maupun kampung yang tersebut di seluruh Papua. Hal akibat telah terjadinya pemekaran wilayah di daerah, yang tentunya mengharuskan adanya penambahan tenaga pendamping “Maka itu, perekrutan kedepan tentu akan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Kan di daerah terjadi pemekaran maka kita akan tempatkan tenaga pendamping sesuai dengan kebutuhan dan yang ada saat ini masih belum cukup,†kata dia. Menyinggung tentang penempatan 500 tenaga pendamping yang baru direkrut BPMK, Max Kambuaya mengatakan mereka akan disodori kontrak kerja terlebih dahulu sebelum disebar ke distrik-distrik di seluruh Papua. Dalam satu distrik, lanjutnya, akan ditempatkan sekitar 3 atau 4 tenaga pendamping agar tugas yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. “Mengapa ditempatkan lebih dari 2 orang, karena kampung-kampung di Papua dalam satu distrik cukup banyak dan terpencar-pencar. Maka itu, perlu ditambah lagi para tenaga pendamping supaya mereka lebih maksimal lagi dalam bekerja,†jelasnya. Sementara ditanya jika ada pendamping yang mendaftar menjadi PNS, Ia mengaku bahwa yang bersangkutan akan langsung dikeluarkan dan diputus kontraknya sebagai tenaga pendamping. “Paling tidak, yang bersangkutan jadi cadangan sebagai tenaga pendamping dan kalau dia tembus jadi CPNS maka otomatis dia keluar. Kita sudah antisipasi itu sejak jauh-jauh hari karena biaya melatih para tenaga pendamping cukup mahal.