Tindakan penanggulangan bencana selama ini masih berorientasi pada saat terjadinya bencana (tanggap darurat), yang dalam arti, terjadi bencana dulu baru kemudian semua pihak terkait bergerak melakukan penanganan maupun penanggulangan. Hal demikian tentu bisa berakibat buruk jika penanggulangan yang diberikan Pemerintah tak terarah dan berjalan lamban atau telat. Oleh karena itu, untuk kedepan penanggulangan bencana serupa perlu dilakukan secara terencana, terarah dengan menitik beratkan pada pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, serta hal terkait lainnya. Hal ini menjadi sangat penting guna mengurangi resiko-resiko yang dapat muncul akibat bencana tersebut. Hal demikian sebagaimana himbauan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu,SH dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua, Drs. Elieser Renmaur, pada acara pembukaan seminar dan pelatihan penanggulangan pengurangan resiko bencana, Selasa (24/8) bertempat di Swiss Belhotel Jayapura. Hal penting lain yang dikemukakan Gubernur, bahwa penanggulangan bencana bukan saja menjadi tanggung jawab Pemerintah saja, namun semua komponen masyarakat harus ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu, Gubernur berharap kepada para peserta seminar yang mengikuti kegiatan untuk dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat dalam penyiapan informasi dan tenaga kebencanaan yang terampil. Gubernur juga berharap agar melalui kegiatan ini dapat menghasilkan saran maupun masukan informasi dan kebijakan yang berhubungan dengan penanggulangan dan pengurangan resiko bencana pada akhir dari kegiatan seminar tersebut. Sebab rekomendasi bencana tersebut dapat dipergunakan oleh pemangku kepentingan untuk menyusun perencanaan yang berbasis bebas bencana, serta bagi peserta pelatihan penanggulangan dan pengurangan resiko bencana yang salah satunya dapat membedakan dan mengidentifikasi ancaman, kerentanan dan kapasitas dalam berbagai bidang, perubahan iklim, gender maupun HIV/AIDS.