Dalam upaya meminimalisasi angka kematian bayi di Papua, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, melakukan berbagai upaya yang salah satunya melalui penyampaian informasi serta transfer ilmu ketrampilan pelayanan kesehatan bayi dan anak bagi para dokter umum, bidan maupun perawat yang ada di Papua. Penyampaian informasi tersebut, digelar dalam satu acara simposium dan workshop Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak, bertempat di Hotel Aston Jayapura, Sabtu (26/2) pekan kemarin.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, dr. Badriul Hegar, SpA(K), Ketua IDAI Cabang Sulsel, dr. Herri Sawing, SpA(K), Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua, dr. JV. Purwoatmodjo, Kabid Upaya Pelayanan Primer Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Dollarina De Breving, serta para peserta yang terdiri dari dokter umum, bidan dan perawat di seluruh Papua. disela-sela acara tersebut, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, dr.Badriul Hegar, SpA(K) menuturkan alasan dipilihnya Papua sebagai tempat pelaksanaan workshop, karena IDAI konsen bagi daerah-daerah yang domisilinya berada jauh dari pusat pendidikan dokter spesialis.
Oleh karena itu, IDAI hadir dengan semua bidang ilmu yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terhadap bayi dan anak-anak untuk kemudian ditransfer skill serta ilmunya kepada para dokter umum, bidan dan perawat di Papua, dengan harapan agar diimplementasikan kembali ilmu yang dipelajari itu di masing-masing tempat kerja. Jadi, kita tau bahwa anggota IDAI itu berjumlah 2700 di seluruh nusantara. Tapi hanya 22 yang ada di Papua sehingga bisa dikatakan jumlah 22 dokter spesialis anak ini menurut kita tidak mungkin bisa mengcover pelayanan kesehatan bagi anak di Papua dan Papua Barat.
Maka itu, perlu bantuan dari para dokter umum, bidan dan perawat, yang mana nantinya mereka akan membantu pelayanan kesehatan kepada anak di Papua. Karena itu, sekali lagi skill maupun kompetensi ini kami berikan kemudian tolong dikerjakan dan beri pelayanan yang baik bagi anak di Papua agar ada peningkatan pelayanan kesehatan bisa benar-benar terwujud disini (Papua), ujarnya. Ia menambahkan, kegiatan ini sangat penting karena jika semua bayi yang lahir bisa selamat, bisa bertumbuh dengan sehat dan berkembang dengan baik pula, maka kita bisa menciptakan satu generasi anak-anak muda Papua yang sehat dan kuat. Karena itu, sekali lagi mudah-mudahan melalui media, bisa menginformasikan isu kesehatan yang penting ini. Sebab kita mempunyai beban untuk menyiapkan anak menjadi generasi yang akan datang.
Namun infrastruktur ini harus disiapkan mulai sejak sekarang agar generasi Papua yang akan datang bisa lebih baik dan sehat, harapnya. Sementara itu, kegiatan simposium dan workshop ini dibuka secara resmi oleh Kabid Upaya Pelayanan Primer Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Dollarina De Breving mewakili Kepala Dinas Kesehatan Papua. Ia berharap melalui kegiatan seminar ini, bakal hadir informasi terbaru tentang penanganan kepada anak di Papua. Sebab informasi terbaru ini bisa menekan angka kematian bayi di Papua yang cukup tinggi, harapnya.