Suatu Pemerintahan tanpa adanya gereja atau agama, ibarat membuat satu masakan tanpa dibubuhi garam. Khusus di Provinsi Papua, keberadaan gereja telah menjadi bagian sejarah yang sangat penting bagi masyarakat, karena gereja telah ada sejak dahulu kala dan ikut menanamkan moral, etika maupun pembangunan di tanah ini.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi Papua sadar betul bahwa pertumbuhan gereja di Papua harus terus didukung, karena dari lembaga gereja ini tingkah laku, kepribadian dan moral seseorang akan dapat dibentuk menjadi sosok yang baik dan bertanggung jawab ditengah-tengah masyarakat.
\\\"Pemerintah tanpa ada gereja atau agama, kita bisa membayangkan seperti apa sebuah Pemerintahan itu. Adalah sebuah penyangkalan jika kita tidak punya kepedulian terhadap gereja dan akhir-akhir ini manusia andalkan teknologi yang akhirnya muncul manusia nakal yang tidak hormat kepada manusia, yang moral mentalnya tidak bagus\\\\\\\".
\\\"Ini membuktikan bahwa moral manusia yang bukan ditumbuhkan melalui pekerjaan gereja, sudah mulai rusak. Maka itu, kita (Pemerintah) sangat konsen terhadap gereja,\\\\\\\" kata Kepala Biro Bina Mental Spiritual, Marthinus Ayomi,SH dalam sambutannya, disela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan GPSI (Gereja Pantekosta Serikat Indonesia) Pondok Daud, bertempat di Entrop, Jayapura, Sabtu (5/3).
Menurut Ayomi, Pemerintah daerah tidak bisa menutup mata dengan adanya pembangunan gereja, sebab sebagian sejarah sejak jaman penjajahan, gereja lah yang sudah membangun daerah ini termasuk sumber dayanya. Oleh karena itu, pihaknya menghimbau agar pertumbuhan gereja dapat digagas melalui program Respek yang saat ini tengah dijalankan dikampung-kampung.
\\\"Dan diharapkan supaya marilah kita beri perhatian untuk gereja-gereja melalui dana Respek yang turun sampai ke kampung. Karena Respek ini kan dianggarkan dari dana Otsus, \\\" tandasnya. Menyinggung soal peletakan batu pertama GPSI Pondok Daun, Kepala Biro Bina Mental Spiritual Papua, Marthinus Ayomi mengaku bakal mensuport gereja \\\"baru \\\" tersebut agar proses pembangunannya bisa berjalan sebagaimana mestinya. \\\"Jemat Pondok Daun GPSI memang kelihatan sedikit dan mungkin belum ada sentuhan apa-apa, tetapi Tuhan katakan biarlah satu dua orang berkumpul dan bicara tentang namaKu, disitulah ada kemuliaan\\\".
\\\"Ini maksudnya, Tuhan pasti campur tangan atas pembangunan ini. Allah pasti bantu dan jemaat berdoa terus agar gereja ini dapat dibangun terus. Saya juga akan perintahkan staf bila ada proposal, maka ini akan kita data untuk bantuan dimasa yang akan datang,\\\" tuturnya. Hal senada dikemukakan Kepala Distrik Jayapura Selatan, Sem Stanly Meraudje. Pihaknya mengaku akan mendukung pembangunan gereja tersebut. \\\"Kalau Pemerintah Provinsi akan membantu, kami dari Pemerintah Kota Jayapura akan ikut membantu karena tanah Papua merupakan tanah yang diberkati dan perlu dibangun gereja untuk melayani jemaat, \\\"imbuhnya.
Sementara itu, sementara itu, Pdt. Fanny Tambuwun berharap agar pembangunan gereja tersebut bisa terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Pihaknya menuturkan ucapan terima yang sebesar-besarnya bagi pihak-pihak maupun donatur yang sudah membantu pembangunan gereja. \\\"Dan tentu kepada para jemaat maupun panitia pembangunan gereja yang selama ini sudah bekerja keras bersama-sama dengan saya mewujudkan acara peletakan batu pertama ini,\\\" tutupnya.