Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengumumkan angka penduduk miskin (penduduk yang berada di garis kemiskinan) dibumi cenderawasih pada bulan Maret 2011 ini, adalah sebesar 944,79 ribu.
Kemiskinan tertinggi didominasi oleh Kabupaten atau daerah yang bermukim di wilayah Pegunungan dan Selatan Papua, sementara kemiskinan yang relative rendah berada di wilayah Pantai Utara Papua.
Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2010 yang berjumlah 761,62 ribu, berarti jumlah penduduk miskin mengalami pertambahan sebanyak 182 ribu. Meski begitu, secara persentase, penduduk miskin di Papua mengalami penurunan dari 36,80 persen pada Maret 2010 menjadi 31,98 persen pada Maret 2011. Penurunan ini terjadi karena data penduduk tahun 2011 menggunakan proyeksi hasil Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010.
Jadi memang ada kenaikan. Namun secara persen ada penurunan karena data penduduk untuk tahun ini (2011) kami gunakan hasil SP 2010, tutur Kepala BPS Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto,MM melalui Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Papua, Suntono, di Kantor BPS Papua, Jumat (1/7).
Sementara menurut tipe daerahnya, dikatakan selama periode Maret 2010 s/d Maret 2011, telah terjadi penambahan penduduk miskin di daerah pedesaan sebesar 174,1 ribu orang sementara untuk wilayah perkotaan bertambah sebanyak 9,1 ribu orang.
Tapi kalau secara persentase, sebenarnya penduduk miskin di Papua mengalami penurunan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Di perkotaan persentase penduduk muskin turun sebesar 0,95 persen dan di pedesaan turun 4,45 persen. Ini sekali lagi karena data penduduk tahun ini menggunakan SP 2010, tegasnya lagi. Lebih ia menuturkan, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan (GK) masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatah). Yakni dari Rp276.116, garis kemiskinan Provinsi Papua pada Maret 2011, 75,32 persennya disumbang oleh Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan 24,68 persen sisanya oleh Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Sementara Garis Kemiskinan daerah perkotaan pada Maret 2011 sebesar Rp314.606, lebih tinggi dari Gari Kemiskinan pedesaan yang hanya Rp262.626. Hal ini berarti biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak (basic need) pada makanan dan bukan makanan, lebih besar di perkotaan daripada di pedesaan, tuntasnya.