Gubernur Provinsi Papua DR.J.P Solossa Drs.Msi,meraih gelar Doktor dengan Cum Laude dari program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung,setelah berhasil mempertahankan jawaban Akademik Disertasinya yang berjudul "Otonomi Khusus Papua dalam Menghadapi Disintegrasi Bangsa".
Jaap menjawab puluhan pertanyaan yang disampaikan oleh 8 orang guru besar Program Pascaserjana Universitas Padjadjaran Bandung yang mengujinya,seputar masalah Otonomi Khusus Papua dalam menghadapi Disintegrasi Bangsa Senin (09/05) kemarin di Unpad Bandung.
Dihadiri berbagai elemen masyarakat Papua seperti Bidang Akademisi,Pemerintahan,Politik dan elemen masyarakat lainnya.
Pertanggung jawaban Akademik Disertasi berlangsung dalam sidang terbuka program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung,menurut ketua Tim Promotor Prof H.A.Djadja Saefullah,Drs,MA,Phd,bahwa promovendus (Jaap Solossa)telah memenuhi keseluruhan persyaratan dan ketentuan yang berlaku pada program Pascasarjana Universitas Padjadjaran yaitu perkuliahan dua semester yang dilalui dengan kulaih prapasca,lulus ujian kualifikasi,mengikuti seminar usulan penelitian,melakukan penelitian, telaahan naskah disertasi dan ujian naskah disertasi.
"Walaupun promovendus sibuk dengan tugas-tugas jabatannya,tapi mampu mengatur waktu untuk mengikuti kuliah-kuliah tutorial dan bimbingan dengan promotor,baik yang dilaksanakan di Bandung,di jakarta maupun di Papua" ujarnya.
Masalah yang cukup aktual dan relevan dengan perkembangan system pemerintahan otonomi daerah dalam hubungannya dengan eksistensi dan keutuhan Republik Indonesia adalah konflik yang terjadi di Provinsi Papua.
Sebagai putra daerah Jaap Solossa melakukan pengamatan secara jeli mengenai terjadinya konflik daerah yang bukan saja membuat kestabilan pemerintahan dan menghambat proses pembangunan di daerah,tetapi juga mengancam disntegrasi bangsa yang terbangun dari masyarakat Indonesia yang sangat heterogen.
Rakyat dan masyarakat Papua terdiri dari ratusan suku,bahkan sebagian besar suku bangsa Indonesia berada di Papua,mempunyai masalah tersendiri.
Sejak papua masuk pangkuan Ibu pertiwi NKRI,Provinsi Papua sudah menghadapi konflik internal karena kepentingan yang berbeda,hal ini dirasakan oleh provomendus (Jaap Solossa red) terutama setelah diberi kepercayaan menjadi wakil rakyat baik di daerah maupun di pusat,lebih-lebih setelah menjadi gubernur kepada daerah provinsi Papua.
"Hal ini lah yang dikaji,bahwa integrasi bangsa dipertahankan dalam wadah NKRI dengan tetap menghargai kesetaraan dan keragaman kehidupan social budaya masyarakat Papua melalui penetapan otonomi khusus,sesuai dengan ketetapan MPR tahun 1999,"tegasnya.
Pemecahan suatu masalah yang dihadapi suatu negara belum tentu dapat dilaksanakan dengan mengadopsi dari luar tetapi akan lebih berhasil jika secara langsung mengalami kenyataan di lapangan,oleh sebab itu hasil disertasi J.P.Solossa akan sangat berharga terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia,apabila disepakati bahwa tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya.