Guna pengembangan sumber daya manusia (SDM) dikalangan pegawai negeri sipil,pemerintah Australia melalui Australain-Indonesia Partenshipfor Reconstruction and Development memberikan beasiswa bagi pegawai negeri sipil dalam program study pasca sarjana di universitas-universitas di Australia,termasuk Magister,Graduate Diploma dan Graduate Certivicate.Tujuan utama dari pemberian beasiswa ini adalaj guna meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia yang akan mendukungbagi pengemanagan ekonomi pemerintahan,manajemen sector public dan bidang pendidikan.
Menurut koordinator Beasiswa Kemitraan Australia-Indonesia, Wan Saputra,bahwa bea siswa telah memainkan perenan sangat penting dalam program kerja sama pembangunan antara Indonesia dan Australia.Dimana setelah gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumtra Utara,pemerintah Australia meningkatkan komitmen untuk mendukung pembangunan di Indonesia.
Untuk tahun 2005 pemerintah Australia menyediakan dana beasiswa bagi 300 orang yang akan mengikuti pendidikan di negara tersebut yang ditawarkan dalam dua kategori yaitu sektor publik dan non publik,dimana sektor publik pelamar adalah pegawai negeri sipil yang bekerja pada organisasi pemerintahan,perguruan tinggi negeri dan badan usaha milik negara (BUMN),sedangkan seoctor non public yaitu bagi mereka yang bekerja pada ianstansi pendidikan swasta,LSM dan lain yang ukan pegawai negeri sipil.
Bea siswa diberikan berdasarkan tingkat kecakapan dan kesetaraan,panitia penyeleksi gabungan terdiri dari perwakilan Australia dan Indonesia untuk menilai para calon penerima beasiswa secara transparan,katanya pada saat memberikan pemaparan di aula Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Papua Kamis (07/07) kemarin
Keterbatasan beasiswa yang hanya diperuntukkan bagi 300 siswa membuat penyeleksian sangat ketat dimana peserta harus memilik IPK minimal 2,90,IELTS menimal 5,0 Toefl institusional 500 atau toefl Internasional minimal 170, bagi pemohon S2 dan pada saat pendaftaran usia maksimum 42 tahun.