Belum lama ini di Provinsi Papua telah terbentuk salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang dinamakan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (R-TIK), yang mendasarkan gerakannya pada upaya pengembangan pengetahuan dan keterampilan bidang Teknologi dan Komunikasi bagi para anggota serta warga masyarakat.
Organisasi bertaraf nasional ini, resmi dibentuk pada tanggal 4-5 Juli 2011 setelah mengadakan pertemuan yang dilaksanakan di Bogor. Sementara tujuan kegiatan R-TIK ini adalah untuk menjalin kerjasama diantara komunitas TIK dan penguatan di bidang pembelajaran, advokasi, mobilitasi dan pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi, informasi dan komunikasi.
Dan sebagai awal kegiatan dari pembentukan R-TIK di Papua, Dinas Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) Provinsi Papua memfasilitasi pelaksanaan workshop organisasi sosial kemasyarakatan itu, bertempat di Ruang Pelatihan Dinas PTIK Papua, Rabu (7/3) pagi.
Melalui kegiatan ini diharapkan agar para relawan dapat mentransfer ilmu serta membina masyarakat dalam hal pemanfaatan TIK di Papua menuju kearah yang lebih positif. Dengan begitu, teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam menunjang kecerdasan masyarakat, peningkatan perekonomian daerah serta kemajuan pembangunan.
Paling tidak R-TIK ini harus menginformasikan agar penggunaan TIK oleh masyarakat menuju kearah yang lebih positif dan yang utama bisa mentransfer ilmu mereka supaya masyarakat dalam manfaatkan teknologi ini bisa memaksimalkannya untuk kemajuan diri sendiri, orang lain dan bangsa ini, tutur Kepala Dinas PTIK Papua, Kansiana Salle, SH disela-sela acara workshop R-TIK. Menurut Kansiana, dalam kegiatan workshop tersebut para relawan akan melakukan pelatihan komputer serta mempelajari cara pembuatan web. Dengan begitu, diharapkan kedepan setelah terbentuk diwilayah Provinsi, maka organisasi ini dapat pula dibentuk di Kabupaten/Kota, sehingga teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara potensial oleh para anggota relawan. Jadi, disini mereka melakukan kegiatan pelatihan kepada seluruh anggota relawan. Tapi karena namanya relawan, mereka tidak memiliki pendanaan dan kita hanya membantu mereka saja dalam bentuk memfasilitasi tempat, konsumsi untuk menunjang kegiatan ini, tutupnya.
Ditempat yang sama, salah satu relawan TIK, Mihram mengemukakan bahwa target kita di R-TIK adalah untuk mengawal partner kerja Pemerintah, agar teknologi informasi di Papua dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Dalam artian, sistem pengembangan SDM masyarakat dengan teknologi itu diharapkan dapat bersinergi. Sebagai contoh penggunaan jejaring sosial facebook. Pada saat ditanya siapa yang punya facebook rata-rata memiliki tapi saat ditanya sudah berapa duit yang dihasilkan dengan facebook, rata-rata menjawab tidak ada. kemudian ditanya sudah berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk facebook? Jawabnya banyak. Nah harapannya dengan penggunaan teknologi itu ada umpan balik kepada mereka supaya bisa manfaatkan teknologi itu untuk income buat mereka,tuturnya.
Dilain pihak, lanjut dia, para relawan yang mengikuti pelatihan juga diajarkan cara membuat web server guna menghilangkan pemikiran bahwa dalam mempelajari web, tidak selamanya harus ada internet. Karena internet itu kan cuma salah satu media dan kita bisa menciptakan internet sendiri. Nah kalau sudah bagus kan tinggal di upload ke internet dan kita selalu sampaikan ke teman-teman agar cari yang open source bukan yang bajakan karena itu melanggar UU, tukas dia.
Disinggung mengenai kampanye TIK ke masyarakat, ia mengatakan para relawan di Papua saat ini sedang menggenjot dan berbicara tentang konten cultural. Dengan kata lain, para relawan harus memiliki website yang mengangkat tentang dunia wisata Papua.
Hal tersebut diwajibkan kepada seluruh anggota sehingga bisa membantu daerah ini dalam memasarkan dunia wisata dibumi cenderawasih. Jadi para anggota ini harus punya web pribadi yang bicara wisata Papua. sehingga setelah di search di google banyak keluar konten wisata. Dengan begitu, setiap konten negatif itu betul-betul kita hilangkan dan kita pakai internet yang sehat, kata dia.
Sekedar diketahui, kegiatan workshop R-TIK ini digelar selama sehari dan dihadiri sekitar puluhan relawan yang terdiri dari sejumlah Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah Umum serta lembaga terkait lainnya.