Dalam rangka meminimalisasi pengidap penyakit kanker serviks di Provinsi Papua, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengajak masyarakat untuk gencar- gencarnya melakukan pemeriksaan Pap Smear guna mendeteksi bibit kanker tersebut.
Namun, sebagian besar masyarakat enggan melakukan pemeriksaan Pap Smear dikarenakan harga yang harus dibayar untuk pemeriksaan di laboratorium harus merogoh kocek yang tidak sedikit.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Josef Rinta mengatakan bahwa pemikiran tersebut harus dibuang jauh-jauh karena masyarakat miskin yang memiliki Jamkespa (Jaminan Kesehatan Masyarakat Papua) atau Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), dapat melakukan Pap Smear tidak dipungut biaya dengan meminta rujukan atau indikasi medis dari dokter.
Untuk orang Papua kan kan tidak ada masalah. Ada Jamkespa, Jamkesmas, kemudian bagi PNS kan ada askes, sekarang tinggal kesadaran masyarakat untuk memeriksa. Kan kalau ada rujukan atau indikasi medis bisa memeriksakan kesehatan dengan dijamin pemerintah atau tidak mengeluarkan biaya, kata dia usai menghadiri satu acara, kemarin.
Dikemukakan Josef Rinta, seluruh masyarakat memiliki peluang untuk mendapat pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah termasuk melakukan Pap Smear. Sebab jika seseorang diduga dicurigai menderita kanker, tentunya dapat dilakukan rujukan pemeriksaan laboratorium yang dijamin oleh pemerintah.
Namun disini yang tepat bukan pemeriksaan gratis tetapi dijamin oleh pemerintah. Karena kalau gratis nanti sesuka dia dan tidak ada perubahan perilaku. Karena itu, dalam kesempatan ini saya mengajak masyarakat untuk memeriksakan dirinya kalau memang diduga dia perlu rujukan medis kan dokter bisa membuat rujukan. Jadi kita jangan terlalu kaku, datang dulu kepada dokter, mungkin dia peserta Jamkesmas dan dia mengeluh, maka dokter pasti akan berikan rujukan pemeriksaan labratorium, otomatis kan dijamin pemerintah.
Tapi jika YKI ingin bekerja sama untuk pap smear gratis kedepan saya kira kan tinggal MoU, tutupnya.