Pemerintah Provinsi Papua melalui Plt. Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua, Drs. Elia Loupatty,MM, Senin (25/2) menerima kunjungan Tim Bank Dunia yang dipimpin Head od Human Development Unit Mae Chu Chang, di Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Sekda Papua dalam pertemuan tersebut juga didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Papua James Modouw, Kepala Biro Humas Setda Papua Anni Rumbiak, Kepala DPTIK Papua Kansiana Salle serta Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua Tobias Solossa.
Kegiatan ini membahas kebijakan pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), lebih khusus terkait pemanfaatan solar sel terbaru dalam upaya mempercepat pembangunan bidang pendidikan di Provinsi Papua.
Jadi memang kedatangan pihak Bank Dunia kesini adalah untuk menawarkan suatu program baru kepada kita di Papua tetapi sifatnya sebagai alat pendukung yang bertujuan supaya anak-anak kita bisa belajar diluar sekolah, jelasnya. Dia mengatakan, bahwa jika para anak belajar dengan lilin atau pelita pada malam hari, tentu saja hal ini bakal memiliki dampak bagi kesehatan sang anak. Bahkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia, menunjukkan bahwa anak cerdas akan mendapat hambatan bila menggunakan alat penerangan.
Karena itu, masalah ini yang kemudian diangkat oleh bank dunia, yang kemudian mereka menawarkan program ini. Dan program ini sebenarnya sangat sederhana, tapi bilamana tidak diikuti dengan baik tentu saja akan muncul hal-hal yang kurang baik juga. Maka itu, kita sangat menyambut program ini yang kemudian kita tindaklanjut dengan menyusun tim supaya teman-teman atau anak-anak didik kita yang ada di kampung-kampung, khususnya yang belum memiliki akses penerangan dapat memanfaatkan program ini, jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda mengatakan program yang berupa solar sel ini pula sebenarnya dapat digunakan di rumah maupun di sekolah. Sebab khusus bagi Provinsi Papua, menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia terlihat bahwa sebagian besar murid-murid sekolah tidak lagi belajar di rumah akibat kondisi penerangan yang tidak ada.
Karena itu, saya rasa di Indonesia khususnya di Papua masih banyak yang menggunakan lilin dan pelita, sebab tidak ada alternatif lain sehingga mengakibatkan efek besar apabila terjadi penggunaan yang salah. Nah program kerjasama ini bukan merupakan bantuan langsung, tetapi sifatnya asistensi teknis. Karena itu, kita harap melalui program ini pembangunan bidang pendidikan bisa berjalan sesuai dengan harapan, tuturnya.