Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH mengatakan pihak pemegang saham belum dapat memutuskan komposisi Direksi Bank Papua karena masih menunggu hasil fit & proper test dari Bank Indonesia.
Hal demikian sebagaimana pengakuan Gubernur Lukas Enembe, saat ditanyai pers di Gedung Negara Dok V Atas, pekan kemarin.
"Sampai dengan hari ini kita belum mendapatkan surat resmi dari Bank Indonesia tentang hasil fit and proper test sehingga belum putuskan apa-apa soal direksi,†jelasnya.
Sebelumnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung pada hari Jumat (26/4), membahas mengenai laporan tahunan dari Bank Papua dan juga kewajiban para pemegang saham yang belum disahkan.
Dalam fit & proper tes, para pemegang saham mencalonkan dua kandidat sebagai Direktur Utama Bank Papua, yakni Johan Kafiar dan Frans Mambrisau. "Untuk itu maka mengenai Direksi kita masih tunda. Termasuk juga untuk penentuan sebagai Komisaris Bank Papua karena ada kesalahan sedikit sehingga dalam RUPS ini tidak memutuskan apa – apa," akunya.
Ditanya pers terkait kandidat yang paling pantas menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) Bank Papua, Gubernur Enembe memilih menjadi penengah dan mendukung kedua-duanya dalam bursa pencalonan tersebut. "Saya pikir keduanya adalah putra terbaik Papua. Jadi menurut saya siapa yang naik sama saja karena keduanya punya kapasitas untuk duduk sebagai pemimpin," katanya.
Sementara untuk hasil fit & proper test, Gubernur menambahkan rencananya dalam waktu dekat pihaknya bersama Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano dan Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom yang mewakili Papua serta Walikota Sorong JE Yumame dan Bupati Fakfak, bakal bersama-sama ke Jakarta guna bertemu langsung dengan Gubernur Bank Indonesia.
Pada kesempatan itu, Gubernur Papua mengatakan perkembangan baru yang terjadi dalam pelaksanaan RUPS adalah diusulkannya Drs GM Satya M.Sc (eks Komisaris Bank Papua) untuk masuk kembali menjadi Anggota Dewan Komisaris.
Pengusulan ini, sontak membuat salah satu Anggota Dewan Komisaris Amos R Yap mengundurkan diri dari jabatannya, meski masa kerjanya belum habis. "Dan kemungkinan pak Amos R Yap akan memberikan surat pengunduran diri secara tertulis yang ditujukan kepada Gubernur selaku pemegang saham mayoritas, dengan alasan memberikan kesempatan kepada yang lain," tukasnya.
Sementara menyoal jabatan Komisaris Utama, Gubernur menambahkan pihaknya selaku pemegang saham mayoritas memutuskan akan membuat surat yang menunjuk Prof. Wanggai sebagai komisaris.
"Tapi melihat perkembangan pengusulan Pak Satya dan sedikit ada merasa terganggu bagi mereka yang sudah ada, ya daripada satu orang dikorbankan, kita harus sudah mulai memilih komisaris utama sebagai pengganti Pak Kambuaya. Jadi saya sudah putuskan Prof Frans Wanggai jadi komisaris utama".
"Dipilihnya Prof Frans Wanggai sebagai komisaris utama karena yang bersangkutan dianggap sudah lama duduk dalam jabatan komisaris," tutupnya.