Nilai ekspor Papua pada bulan Februari 2013, dilaporkan mengalami penurunan 6,90 persen dibandingkan total ekspor pada bulan sebelumnya, yakni dari US$213,75 juta menjadi hanya US$198,99 juta. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Didik Kusbianto mengatakan penurunan tersebut dipicu oleh menurunnya volume ekspor konsentrat tembaga yang terhitung turun sebesar 10,90 persen. "Jadi ekspor Papua bulan Februari mengalami penurunan. Tapi memang pada dua bulan pertama di tahun 2013, belum tercatat adanya ekspor migas ke Papua Nugini dan keadaan ini sama seperti di tahun sebelumnya (2012),"
kata Didik dalam keterangan pers yang disampaikan, Rabu (1/5) di Jayapura.
Sementara untuk nilai ekspor pada kumulatif Januari-Februari 2013, lanjut dia, adalah senilai US$412,74 juta atau 3,37 persen lebih sedikit dibandingkan total ekspor kumulatif yang sama tahun 2012 yang mencapai US$427,13 juta. Ini berarti setelah mengalami penurunan nilai ekspor pada tahun 2012 sebesar 54,02 persen, pergerakan ekspor Papua awal 2013 mulai membaik meskipun masih menunjukkan sedikit perlambatan akibat krisis finansial di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 2012. "Tetapi yang juga perlu kita ketahui disini adalah sebesar 95,73 persen dari total ekspor Papua keluar melalui Pelabuhan Amamapare karena pelabuhan tersebut merupakan pintu keluar untuk seluruh ekspor konsentrat tembaga. Kemudian diikuti oleh Pelabuhan Bade yang merupakan pintu utama untuk ekspor kayu lapis ke kawasan Timur Tengah," jelasnya. Pada kesempatan itu, Didik juga mengumumkan bahwa ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada Februari 2013 berjumlah senilai US$190,50 juta; ekspor Kayu & Barang dari Kayu (HS44) senilai US$5,76 juta; Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) senilai US$2,72 juta; dan ekspor golongan non migas lainnya sebesar US$0,02 juta.
Total ekspor HS26 kumulatif Jan-Feb 2013 sebesar US$396,68 juta atau berkurang US$14,66 juta dibandingkan total pada Jan-Feb 2012. "Dan penurunan nilai ekspor juga terjadi pada ekspor HS44 dan golongan non migas lainnya, dimana masing-masing turun US$0,72 juta dan US$0,02 juta". "Sedangkan untuk nilai ekspor ke negara utama pada Februari 2013 sebesar US$193,22 juta dan ekspor ke negara lainnya senilai US$5,77 juta," paparnya. Meski ekspor Papua turun, berbeda halnya dengan impor yang mengalami kenaikan pada Bulan Februari 2013 sebesar US$69,44 juta atau naik 13.079,71 persen bila dibanding dengan bulan Januari lalu. "Dan impor ini terdiri atas impor migas US$14,20 juta dan impor non migas US$55,24 juta. Sementara komoditi dengan andil terbesar adalah bahan bakar diesel senilai US$12,71 juta (18,31 persen), kemudian diikuti oleh Suku Cadang Alat Berat senilai US$9,57 juta (13,78 persen). Impor bahan bakar diesel di bulan Februari 2013 seluruhnya di datangkan dari Singapura," tutur Didik