Sekertaris Daerah (Sekda) Papua, Drh. Constant Karma kembali mengingatkan PT. Freeport Indonesia agar lebih mengutamakan keselamatan para pekerja ketimbang mengejar nilai produksi. Penegasan ini sebagaimana dikatakan Constant Karma menyikapi kecelakaan kerja akibat longsor yang terjadi di areal Underground QMS Biggosan Mill 74, pada Selasa (14/5) sekitar Pukul 09.00 Wit kemarin. Menurut Karma, sudah semestinya bila keadaan bawah tanah berpotensi mengalami longsor maka hal ini harus segera diwaspadai oleh para ahli sehingga dapat mencegah maupun meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.
Sebetulnya kan kerja di bawah tanah ini ada ahli yang menghitung kekuatan tanah itu, jadi para ahli tambang harusnya menghitung dengan baik kekuatan tanah sehingga harus ada kepastian tidak akan longsor Karena bagaimanapun Freeport harus mengutamakan keselamatan kerja. Jangan kejar produksi nomor satu lalu keselamatan kerja nomor dua, itu tidak boleh. Keselamatan karyawan menjadi prioritas. Makanya ada pesawat Airfast yang disiagakan di lokasi penambangan PTFI sehingga kalau ada yang sakit langsung diterbangkan. Sebab kalau keselamatan diabaikan, maka akan mati banyak nanti," tegas Karma usai memimpin rapat di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Rabu (15/5) kemarin. Sementara itu, menurut data Kepolisian Daerah Papua, dari sebanyak 41 orang yang tertimbun longsor hingga saat ini sebanyak 14 orang sudah berhasil dievakuasi, sementara dari 14 orang tersebut sebanyak 4 orang dilaporkan meninggal dunia sedangkan 4 sisanya luka-luka (patah tulang).
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, Didi Agus Prihatno kepada wartawan, di Jayapura, Rabu (15/5) mengaku longsor di area PT Freeport adalah murni kecelakaan kerja dan bukan sebuah bencana alam. Karena dalam amanat Undang-Undang, kategori bencana alam disebutkan sebagai suatu kejadian yang disebabkan oleh fenomena alam, non alam atau ulah manusia yang mengakibatkan terhentinya kehidupan masyarakat, yang mana dampaknya muncul korban jiwa, kemudian rusaknya prasarana umum serta lingkungan dan infrastruktur umum. "Jadi dalam konteks longsor di fasilitas pelatihan pertambangan bawah tanah PT Freeport, tepatnya mill 74 lebih kepada kecelakaan kerja," jelasnya.
Tambah Didi, menurut laporan resmi dari PT Freeport ada sekitar 40 pekerja tambang yang terjebak didalam areal fasilitas pelatihan tambang bawah tanah di mill 74. "Dan sementara ini sedang dilakukan upaya pencarian dan evakuasi. Sebab dari 40 orang, enam orang sudah terevakuasi, empat orang dinyatakan hidup dan dua orang lainnya meninggal. Saat ini korban selamat sedang dirawat secara intensif di rumah sakit setempat. Itu laporan sementara yang disampaikan Freeport kepada saya," kata Didi.