Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe,SIP,MH secara resmi membuka Pesta
Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XI yang diselenggarakan di Lapangan
Pendidikan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (27/6) sore. Dalam sambutannya, Gubernur meminta agar rencana Provinsi Papua Barat
untuk "memisahkan diri" dan membuat Pesparawinya sendiri pada Tahun 2014
mendatang, agar tidak benar-benar direalisasikan sehingga kebersamaan
diantara kedua provinsi ini dapat terus terjalin lebih erat. Sebab kedua
provinsi ini sejak dahulu kala dipersatukan oleh injil yang pada
awalnya masuk di Mansinam, Manokwari Papua Barat lalu ke Papua. "Oleh karena itu, saya mau bilang bahwa Pesparawi kali ini bernilai dan
bermakna bagi kita semua. Maka itu, soal Pesparawi dipisah, saya mau
bilang kalau injil itu masuk pertama di Papua Barat jadi jangan kamu
(Papua Barat) memisahkan diri dengan kami (membuat Pesparawi sendiri)".
"Sebab injil itu yang mempersatukan kita. Sehingga bagaimana kita mau
bicara injil kalau kita pisah-pisah? Jadi saya mau bicara, please
(kumohon) jangan pisahkan diri. Supaya lewat pujian di Pesparawi ini
kita jadi berkat untuk negeri ini dan Indonesia,"pintanya.
Gubernur juga mengatakan bahwa hari ini (Kamis,red), genap 2 bulan 2
minggu dirinya dan Wakil Gubernur memimpin Provinsi Papua. Oleh karena
itu, Lukas percaya pada kesempatan ini Tuhan memang mengkehendaki
Pesparawi di Jayawijaya, dibuka oleh putera asli dari lembah baliem ini.
"Dan saat ini saya boleh katakan ini merupakan momen yang bersejarah,"
sambungnya. Masih menurut Enembe, Tuhan sangat baik karena membuat negeri ini serta
menempatkan warganya yang saling mengasihi satu sama lain sebab itiulah
cara Allah membentuk orang Papua menjadi kulit hitam dengan rambut
keriting, yang mengakui Tuhan Yesus sebagai juru selamat satu-satunya
umat manusia. "Sejarah mencatat di pulau Mansinam injil Tuhan pertama kali mendarat.
Karena itu, siapapun yang datang ke Papua harus akui Tuhan sebagai juru
selamat". "Saya berharap masyarakat lembah baliem dan pegunungan tengah sebagai
tuan rumah tolong jaga saudara kita dari daerah lain, khususnya bagi
masyarakat yang datang dari Papua Barat. Mari kita saling mengasihi,
saling membantu untuk mendukung pekerjaan Tuhan di tanah ini,"ujarnya.
Ditempat yang sama, Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo, sekaligus
mewakili Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua dalam sambutannya
mengucapkan selamat datang kepada para peserta Pesparawi XI. Meskipun Pesparawi XI ini merupakan ajang yang terakhir kali digelar
secara bersamaan bagi Provinsi Papua Barat dan Papua, Bupati meminta
agar perpisahan ini tidak dianggap sebagai suatu hal yang membedakan
kedua provinsi sedarah ini. "Meskipun provinsi berbeda tapi tanah Papua hanya satu dan kita tidak
boleh bisa dipisahkan oleh apapun. Dan kiranya kita semua bersatu untuk
kemulian nama Tuhan," tutupnya. Sementara itu, kegiatan Pesparawi yang mengambil tema "Aku hendak
bernyanyi bagi Tuhan selama aku hidup" tersebut, dilaksanakan selama 10
hari (tanggal 26 Juni - 6 Juli 2013) Peserta Pesparawi berjumlah 5309 orang yang terbagi atas 37 kontingen
Kabupaten/Kota se Papua dan Papua Barat.
Untuk Provinsi Papua diikuti
sebanyak 26 kabupaten (3717 orang), sementara Provinsi Papua Barat
diikuti 11 kontingen (1592 orang) dengan Kabupaten Mamberamo Tengah
bertindak sebagai peninjau. Sedangkan kategori yang diperlombakan dalam Pesparawi XI, antara lain
Cerdas Cermat Alkitab (CCA), baca indah alkitab, solois remaja putra dan
putri, paduan suara anak, paduan suara remaja, paduan suara pria,
paduan suara wanita, paduan suara dewasa campuran, dan paduan suara
dewasa etnik. Kegiatan pembukaan Pesparawi XI ditandai dengan aksi panah balon
Pesparawi berhadiah Rp30 juta oleh Gubernur Papua serta pesta kembang
api selama 5 menit