Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Perhubungan bakal membentuk Tim Khusus (Timsus) sebagaimana petunjuk Gubernur Lukas Enembe, guna mengantisipasi kenaikan harga tiket penerbangan komersil di Papua, lebih khusus untuk rute Jayapura - Wamena yang ditengarai mencapai harga Rp2 juta lebih dari harga normal sekitar Rp800 ribu. Kepastian ini dihasilkan melalui rapat antara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua bersama Kepala Bandara Sentani Jayapura, dan seluruh operator penerbangan di Jayapura, Rabu (23/10) bertempat di ruang rapat Dinas Perhubungan Papua.Menurut Kepala Dinas Perhubungan Papua Yusuf Yambe Yabdi, pembentukan Timsus ini selain untuk mengantisipasi kenaikan harga tiket jelang hari raya Natal pada bulan Desember 2013, tetapi juga meminimalisir pergerakan calo tiket yang sudah sangat meresahkan masyarakat. "Jadi memang rapat ini titik beratnya karena adanya fluktuasi harga tiket khususnya Jayapura - Wamena yang mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat dari harga normal. Karena itu kita disini kumpul untuk membicarakan masalah ini yang hasilnya antara lain membentuk Timsus yang nantinya mengantisipasi kenaikan harga tiket di Papua dan menekan calo-calo tiket yang ada," kata Yusuf Yambe Yabdi saat memberikan keterangan kepada pers, disela-sela acara rapat tersebut.
Lebih jauh dikatakan, Timsus ini nantinya bertugas mengawasi, mengendalikan serta menjaga kestabilan harga tiket untuk rute penerbangan baik didalam Papua maupun ke luar Papua. Oleh karena itu, kedepan pihaknya juga akan memanggil pengurus Asosiasi Pengusaha Travel Agent Indonesia (ASITA) Provinsi Papua guna menghimpun masukan-masukan, sehingga akan dibuat satu model pengawasan dari
Timsus terhadap tarif-tarif tiket penerbangan di daerah ini. Sementara menyoal harga tiket Jayapura - Wamena yang mencapai nilai Rp2 juta lebih, dari angka normal sekitar Rp800 ribu, Yusuf mengaku hal tersebut dikarenakan kurangnya armada penerbangan yang berangkat menuju ke Wamena sehingga terjadi kekurangan seat penumpang. "Jadi dalam sehari penumpang yang naik ke Wamena sebanyak 300 orang lebih sementara daya angkut cuma bisa 200 - 250. Nah ini yang berpotensi
untuk terjadinya pasar gelap. Tapi ada solusi kalau armada ditambahkan oleh pihak Trigana maka dalam satu hari semua bisa terangkut. Dan kalau sudah seperti ini maka potensi penjualan lewat pasar gelap bisa dihilangkan karena tiket tersedia dan harga akan stabil," tuturnya. Ditanya wartawan mengenai kemungkinan apakah keberadaan calo "dibekingi" oleh orang dalam (pihak airlines), Kadis Perhubungan belum dapat menyimpulkannya. Hanya saja, menurutnya, keberadaan Timsus yang
nantinya akan diketuai oleh Sekda Papua tersebut bakal turun lebih jauh untuk mendalami isu-isu seperti itu.
Serupa dengan itu, tambah dia, Timsus ini juga akan memberi penguatan pada lini-lini tertentu yang langsung berhubungan dengan pencetus terjadinya calo. Sebab darisitu akan terbentuk satu model atau bidang yang nantinya akan memantau apakah keberadaan tim dengan sebuah regulasi (aturan) memberi dampak positif terhadap tarif tiket penerbangan atau tidak."Sehingga bila keberadaan Timsus ini tidak memberi dampak yang positif maka akan sampai kepada penindakan kepada para calo yang mekanismenya masih akan dalam pembicaraan. Sebab yang akan kita kerjakan dalam tim ini pertama, terkait dengan kondisi normatif yang ada di bandara
kemudian kondisi abnormal tentang kenaikan tiket yang disebabkan permainan calo"."Hal-hal seperti ini yang jadi bagian dari pengawasan kita sehingga masyarakat dapat pelayanan yang lebih nyaman dengan harga normal," kata Yusuf menyikapi pertanyaan pers seputar pemberian efek jera (penindakan) terhadap para calo.
Ditempat yang sama, Manager Area Jayapura, Bustomi Eka Prayitno, mengaku terkait polemik yang terjadi untuk harga jual tiket Jayapura - Wamena, hal itu terjadi karena kurangnya armada yang melayani rute tersebut. Meski demikian, pihak Trigana telah mengantisipasinya dengan melakukan penambahan armada yang diharapkan bisa terealisasi pada tanggal 26 Oktober 2013. "Namun untuk penumpang yang naik pesawat tapi tak sesuai manivest, tentunya kita atasi dengan memperketat pemeriksaan tiket dari saat check in. Namun itu hanya untuk mengurangi tapi tidak menghilangkan. Karena untuk menghilangkan (penumpang yang naik tak sesuai manivest) sepertinya susah," keluhnya. Sementara menanggapi pembentukan Timsus tersebut, Agus Setiawan Marketing & Sales Manager Garuda Indonesia Jayapura mengatakan pihaknya sangat mendukung program yang sudah dicanangkan Dinas Perhubungan guna mengantisipasi lonjakan penumpang pada periode November - Desember 2013.Pihaknya menilai rapat tersebut sangat berdampak positif tak hanya bagi pemerintah daerah tetapi antar sesama operator yang melayani rute area Papua, sehingga secara bersama-sama dapat mencari maupun menemukan solusi bagi setiap permasalahan yang muncul. "Karena itu, kita harap kedepan bisa dibuat pertemuan secara periodik agar kebersamaan antar operator bisa terjalin, juga bersama pihak pemerintah daerah dalam kita melayani penerbangan di Papua,"