Solossa : Secara Umum Kondisi Perbankan di Papua Sampai Tahun 2004 Tetap Menunjukan Perkembangan Yang Baik
Jayapura-Secara umum kondisi perbankan dan system pembayaran di wilayah Papua sampai dengan tahun 2004, tetap menunjukan perkembangan yang cukup baik. Kondisi ini merupakan indicator kinerja keberhasilan program prioritas Provinsi Papua, yaitu program pemberdayaan ekonomi rakyat. Indikator ini, dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun pihak perbankan. Demikian dikemukakan Gubernur Provinsi Papua, Dr. J. P. Solossa, Drs. M.Si, pada Laporan Pertanggungjawaban Gubernur Papua periode 2001 ? 2005.
Menurutnya, jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun pihak perbankan dari tahun 2001 ? 2004 terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari, jumlah dana yang dihimpun pada tahun 2001, yaitu sebesar Rp. 2.497,19 milyar dan pada tahun 2004 triwulan IV mencapai sebesar RP. 7.200 milyar.
Dengan kata lain, adanya program pemberdayaan ekonomi rakyat dan adanya Otsus tahun 2002, lonjakan penghimpunan dana masyarakat menjadi sangat besar, yaitu mencapai 99,64 persen dan tahun-tahun berikutnya relatife stabil laju pertumbuhannya, yaitu pada tahun 2003 dan tahun 2004 masing-masing mencapai 24,44 persen dan 16,07 persen atau selama 4 tahun rata-rata pertumbuhan meningkat sebesar 46,72 persen.
Dikemukakannya, untuk kabupaten/kota yang berhasil melakukan penghimpunan dana dari masyarakat terbesar dari tahun ke tahun berturut-turut adalah kabupaten/kota Jayapura dengan total dana sebesar Rp. 2,57 trilyun (46,57 persen), Fak-Fak/Timika dengan dana sebesar Rp. 1,108 trilyun (13,89 persen), dan Kabupaten/Kota Sorong dengan penghimpunan dana sebesar Rp. 989,7 milyar (11,93 persen).
Penyaluran Kredit Meningkat
Penyaluran kredit dari tahun 2001 ? 2004 setiap tahunnya mengalami peningkatan. Di tahun 2002 penyaluran mengalami peningkatan sebesar 14,05 persen, tahun 2003 sebesar 46,03 persen dan tahun 2004 sebesar 33,97 persen.
Menurut Gubernur, peningkatan penyaluran kredit ini mengindikasikan bahwa telah tumbuhnya motivasi masyarakat untuk berusaha di sector ril, dalam upaya meningkatkan pendapatannya dengan memanfaatkan peluang-peluang usaha yang semakin kondusif.
Kondisi ini, lanjutnya, juga menunjukan bahwa laju pertumbuhan kredit yang cukup signifikan juga mengindikasikan mulai meningkatnya penyaluran kredit pada kegiatan bisnis usaha kecil dan menengah yang tentunya diharapkan akan ikut mendorong aktivitas perekonomian Papua secara keseluruhan.
Dikemukakannya, bahwa peran pengusaha kecil ikut menggerakan perekonomian di Papua. Hal ini dapat dilihat dari seberapa jauh pengusaha kecil menyerap dana kredit dari perbankan melalui Kredit Usaha Kecil (KUK).
Lebih jauh dijelaskan Solossa, perkembangan KUK dari tahun 2001 ? 2004 cukup baik. Pada tahun 2001 dari total kredit sebesar Rp. 971,03 milyar, sebesar Rp. 539,34 milyar berupa KUK atau mencapai 55,54 persen. Pada tahun 2002 dari total kredit sebesar Rp. 1.107,44 milyar, sebesar Rp. 387,67 milyar berupa KUK atau mencapai 35,01 persen.
Hal demikian juga terjadi di tahun 2003, dengan total kredit Rp. 1.617,15 milyar yang merupakan KUK sebesar Rp. 786,38 milyar atau sebesar 48,63 persen. Sedangkan di tahun 2004, dari total kredit sebesar Rp. 2.166.49 milyar yang merupakan KUK adalah sebesar Rp. 544,78 milyar atau sebesar 25,15 persen.**