Jayapura-Kepala Divisi Regional (Kadivre) Perum Bulog Papua, Indra Suyanto, mengatakan dari data per tanggal 16 Januari 2006, stok persediaan operasional beras Bulog Papua berada pada posisi yang aman, yakni sebanyak 22.464 ton dengan ketahanan selama 2,6 bulan kedepan. Selain itu, stok beras Bulog Divre Papua akan mendapatkan pasokan tambahan Movenas (rencana masuk beras dari luar Papua) sebanyak 3.000 ton dari Sulsel ke Jayapura, 2.000 ton dari Sulsel ke Biak, 2.000 ton dari Sulawesi Selatan ke Fak-Fak dan beras impor sebanyak 6.000 ton dari Vietnam ke Sorong.
Demikian dikemukakannya saat memberikan keterangan pers, pada rapat dinas evaluasi Raskin 2005 dan program kerja 2006 se-Divre Papua 16-17 Januari 2006, yang digelar di lantai III Bulog Divre Papua.
Lebih lanjut diperinci, jumlah stok beras di Jayapura saat ini adalah sebesar 5.929 ton serta dapat bertahan selama 2,5 bulan kedepan; Wamena, memiliki jumlah stok sebanyak 447 ton dengan ketahanan stok sebesar 0,5 bulan. Kemudian untuk Sub Divre Biak, memiliki jumlah stok 1.481 ton yang memiliki ketahan selama 2,4 bulan; Serui sebanyak 2103 ton dengan ketahanan selama 5,2 bulan; Nabire sebanyak 2.128 ton dengan ketahanan selama 2,3 ton; Manokwari sebanyak 2.632 ton dengan ketahanan stok selama 4,5 bulan.
Selanjutnya, untuk Sorong memiliki jumlah stok sebanyak 954 ton dengan ketahanan selama 0,8 bulan; Fak-Fak sebanyak 1.176 ton dengan ketahanan selama 3,4 bulan; Merauke sebanyak 4.883 ton dengan ketahanan stok selama 4,5 bulan dan Timika sebanyak 781 ton dengan ketahan stok selama 2,5 bulan.
Menurutnya, untuk rencana pengadaan daerah, di tahun 2006 ini, Bulog Divre Papua merencanakan pengadaan beras sebanyak 10.000 ton dari para petani di Merauke. Rencana pengadaan kali ini, mempunyai besaran nilai yang sama dengan pengadaan beras pada tahun 2005 lalu, namun hanya terealisasi sebesar 7.085 ton dari 10.000 yang ditargetkan.
Penyaluran Raskin Tahun 2005 Teralisasi 100 persen
Sementara itu, Kadivre Bulog Papua, Indra Suyanto mengatakan hasil evaluasi penyaluran beras Raskin di tahun 2005 oleh Bulog Divre Papua mencapai target atau terealisasi 100 persen. Dengan kata lain, Bulog Divre Papua telah menyalurkan sebanyak 35.953 ton Raskin, yang merupakan jatah bagi rumah tangga miskin di Papua pada tahun 2005 lalu. "Jadi dari jatah Raskin 2005 lalu, penyaluran yang dilakukan telah benar-benar 100 persen dan mencapai target. Bahkan menjelang natalan, Sub Divre Manokwari meminta tambahan 80 ton beras," ucapnya.
Raskin 2006 Turun Kadivre Bulog Papua, Indra Suyanto mengatakan subsidi Raskin bagi rumah tangga miskin di tahun 2006 ini, mengalami penurunan angka. Hal demikian diakibatkan berkurangnya kemampuan Pemerintah Pusat untuk memberikan subsidi kepada masyarakat.
Indra mencontohkan, untuk Raskin secara nasional melalui dana APBN Tahun 2005 lalu adalah sebanyak 1.992.000 ton, untuk 8,3 juta kk miskin dengan rata-rata penyaluran 20 kilogram per kk. Kemudian untuk Raskin secara nasional melalui dana APBN Tahun 2006 adalah sebanyak 1.624.500 ton, untuk 10,83 juta kk miskin dengan rata-rata penyaluran 15 kilogram per kk.
Sedangkan untuk jatah Raskin Bulog Divre Papua pada tahun 2005 adalah sebanya 35.953 ton untuk 249 kk miskin dengan rata-rata penyaluran 15 kilogram per kk miskin. Kemudian di tahun 2006, jatah beras Raskin di Bulog Divre Papua mengalami penurunan, yaitu sebanyak 30.786 untuk 205 kk miskin, sehingga penyaluran diperkirakan tidak maksimal.
Menurutnya, untuk pembagian jatah beras Raskin di Bulog Divre Papua pada tahun 2006 ini, Provinsi Papua akan mendapat jatah sebanya 22.681 ton dan IJB sebanyak 8.105 ton, menurut surat edaran Depdagri Dirjen Pemberdayaan Desa.
Bulog Siap Lakukan Operasi Pasar dan Beli Beras Petani
Dikatakan Kadivre Perum Bulog Papua, Indra Suyanto, Bulog siap untuk melakukan operasi pasar apabila dibutuhkan sewaktu-waktu. Operasi pasar akan segera dilakukan apabila harga jual bahan makanan dipasar melampauai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan oleh pemerintah.. "Kami siap untuk melakukan operasi pasar di semua kabupaten/kota se-Papua. Apabila dibutuhkan dan harga jual dipasar melampauai HET kami akan segera berlakukan operasi pasar," tuturnya saat memberikan keterangan kepada pers.
Selain itu dikatakan, Bulog juga siap untuk membeli beras dan gabah dari para petani dengan harga yang disesuaikan pada Instruksi Presiden RI Nomor 13 Tahun 2005 tentang kebijakan pemberasan, yaitu Rp.1.730 per kilogram untuk pembelian gabah kering panen dalam negeri, Rp. 2.280 per kilogram untuk pembelian gabah kering giling dalam negeri di gudang penyimpanan atau atau Rp. 2.250 di penggilingan, dan Rp. 3.350 per kilogram untuk pembelian beras dalam negeri.