Jayapura-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Ir. JA Djarot Soetanto, MM mengatakan ditahun 2005 lalu, jumlah hotel di Provinsi Papua tercatat sebanyak 142 unit hotel, dengan perincinain hotel berbintang sebanyak 14 unit hotel (9,86 persen) dan hotel melati sebanyak 128 unit hotel (90,14 persen). Bila dibandingkan dengan tahun 2004 jumlah hotel ini mengalami peningkatan sebesar 5,97 persen.
Untuk rata-rata tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Provinsi Papua pada triwulan ke III tahun 2005 adalah sebesar 35,04 persen. Banyaknya Kamar yang terpakai pada hotel berbintang selama triwulan III tahun 2005, sebanyak 11.097 kamar, dan pada triwulan yang sama tahun 2004 sebanyak 48.738 kamar.
Selain itu, selama triwulan III tahun 2005, rata-rata tingkat pemakaian tempat tidur untuk hotel berbintang sebesar 28,79 persen. Kemudian untuk rata-rata lama tamu asing yang menginap pada hotel berbintang tahun 2005 yaitu sebesar 3 hari, atau lebih lama bila dibanding dengan rata-rata lama tamu domestik yang menginap, yakni selama 2 hari.
Hal ini menunjukkan bahwa di antara 100 malam kamar yang tersedia pada Hotel Berbintang 35,04 malam kamar diantaranya terpakai atau terhuni oleh tamu hotel baik tamu domestik maupun mancanegara. Demikian dikatakannya saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/01) siang.
Lebih lanjut dikemukakan, tingkat penghunian kamar hotel berbintang pada triwulan III, sebesar 35,04 persen atau mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen bila dibanding dengan triwulan ke-II pada tahun yang sama (34,17persen). Kemudian untuk tingkat penghunian kamar hotel berbintang pada triwulan ke-III, apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2004 (34,41 persen) mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen. Sedangkan tingkat penghunian kamar hotel non bintang (Melati) pada triwulan III, yakni Melati I sebesar 48,18 persen, Melati II sebesar 29,18 persen, dan Melati III sebesar 35,64 persen.
Sedangkan untuk tingkat penghunian kamar tertinggi untuk hotel berbintang dalam periode Januari- September 2005, terjadi pada bulan September tahun 2005 yaitu sebesar 36,63 persen. Sedangkan pada hotel Melati I tertinggi pada bulan Agustus sebesar 51,61 persen, Melati II tertinggi pada bulan Maret sebesar 37,88 persen dan Melati III tertinggi pada bulan Pebruari sebesar 44,06persen.
"Banyaknya malam kamar yang terpakai pada hotel berbintang selama triwulan III tahun 2005 sebanyak 11.097 kamar sedangkan pada triwulan yang sama tahun 2004 sebanyak 48.738 kamar. Hal ini berarti bahwa banyaknya malam kamar yang terpakai pada hotel berbintang mengalami penurunan yang sangat besar yaitu 37.641 kamar atau menurun sebesar 77,23 persen. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2005 sebesar 11.867, maka banyaknya malam kamar pada triwulan III tahun 2005 mengalami penurunan sebanyak 770 kamar atau turun 6,49 persen," aku Djarot.
Penyerapan Tenaga Kerja Meningkat 19,60 persen
Penambahan jumlah hotel, jumlah kamar dan perubahan status hotel sangat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dan peningkatan standar tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut. Hal ini sangatlah wajar sebab dengan meningkatnya jumlah hotel dan status hotel maka mau tidak mau peningkatan penyerapan tenaga kerja dan kualitas tenaga kerjanya pun dilakukan untuk kepuasan pelanggan.
Kepala BPS Papua, Djarot Soetanto mengatakan pada tahun 2005 tenaga kerja yang terserap sebanyak 2398 orang atau meningkat sebesar 19,60 persen dibandingkan dengan tahun 2004 yang menyerap sebanyak 2005 orang tenaga kerja. Penambahan jumlah tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dibukanya atau aktifnya 8 unit hotel melati di Provinsi Papua.
Sedangkan naiknya mutu pendidikan tenaga kerja yang terserap dapat dilihat dari naiknya jumlah tenaga kerja yang terserap pada tahun 2005. Untuk lulusan SMU tercatat sebanyak 349 orang atau turun sebesar 10,44 persen dibandingkan dengan tahun 2004 yang tercatat sebanyak 316 orang. Tenaga kerja dengan pendidikan setingkat SMU, D-I, D-II, D-III, D-IV & S1 mengalami peningkatan, tahun 2005 tercatat sebanyak 2049 orang yang artinya mengalami peningkatan sebesar 21,31 persen dibandingkan dengan tahun 2004 yang tercatat sebesar 1689 orang.
Ditambahkan, tenaga kerja sektor perhotelan dengan tingkat pendidikan SMU dan sederajat merupakan persentase tenaga kerja terbesar dibandingkan dengan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan lainnya di Provinsi Papua. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMU dan sederajat pada tahun 2005 tercatat sebanyak 1693 orang atau sebesar 70,60 persen dari seluruh tenaga kerja sektor perhotelan. Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan di bawah SMU, lanjutnya, menempati urutan kedua sebesar 14,55 persen, sedangkan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan D-I s/d D-III dan S-1 masing-masing sebanyak 9,67 persen dan 5,17 persen.
"Dari persentase tersebut kita dapat melihat bahwa walaupun telah terjadi peningkatan mutu tenaga kerja akan tetapi sektor perhotelan di Provinsi Papua kurang dapat menyerap tenaga kerja dengan tingkat pendidikan diploma dan sarjana," tuturnya.**