Jayapura-KEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, D. Zubaer Husein melalui Kasi Dalur Sub Din Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Papua, Edy Barsono mengatakan stok gula pasir di Provinsi Papua sampai saaat ini berada dalam posisi yang aman, dengan kata lain ketersediaan gula pasir bagi masyarakat dapat tercukupi sampai dengan akhir bulan.
Sedangkan untuk kenaikan harga gula yang menembus harga Rp. 7.000 perkilogramnya, kemungkinan besar disebabkan karena hasil produksi petani tebu belum berada dalam kondisi yang siap produksi atau mengalami keterlambatan produksi. Namun apabila tebu yang dihasilkan oleh petani telah berproduksi, maka harga gula akan kembali normal.
"Kenaikan harga gula ini kemungkinan karena hasil produksi gula menurun, kalau sudah produksi seperti biasanya, maka harga akan normal kembali. Saat ini Papua juga belum ada jatah impor, tapi stok gula di Papua untuk sementara cukup," akunya saat diwawancarai wartawan melalui via telepon, kemarin.
Dia menambahkan, masyarakat Papua sampai dengan saat ini telah sangat terbiasa dengan factor kenaikan harga barang, sembako, dan bahan-bahan lainnya. Namun, kenaikan harga tersebut, harus diseimbangkan dengan ketahanan stok yang cukup. Artinya, masyarakat sudah biasa dan tidak terlalu terganggu dengan adanya kenaikan harga barang. Tetapi, yang dikehendaki masyarakat, apabila harga naik, maka ketahanan atau stok barang tersebut harus tercukupi dan memenuhi permintaan masyarakat.**