Jayapura-Melalui pendataan sosial ekonomi penduduk (PSE05) atau sensus kemiskinan yang dilakukan sejak bulan Agustus 2005 lalu, dengan melalui dua tahap, yang mana pada tahap pertama tercatat sebanyak 534.553 rumah tangga yang masuk kategori Rumah Tangga Miskin (RTM). Setelah dilakukan pendataan susulan (tahap kedua) untuk mencatat rumah tangga miskin yang belum tercatat pada tahap pertama terdapat penambahan, sehingga jumlah rumah tangga miskin untuk Provinsi Papua dan IJB menjadi 607.515, terbagi atas RTM IJB sebanyak 130.612 dan RTM Papua sebanyak 476.905.
Pendataan yang dilakukan apabila disetarakan dengan jumlah penduduk, maka diapat diambil kesimpulan bahwa sudah hampir 90 persen dari penduduk di Provinsi Papua tergolong dalam klasifikasi mendekati miskin, sangat miskin dan miskin. Atau dalam definisi Badan Pusat Statistik (BPS) telah meng-cover 2.300 kilogram kalori per orang per hari.
?Jadi artinya kebutuhan makanan yang dikategorikan miskin sudah mengcover 2.300 koligram kalori per orang per hari, yang dari pendataan sebelumnya hanya mengcover 2.100 kilogram kalori per orang per hari. Ini artinya yang mendekati miskin kita masukan didalam pendataan RTM juga,? aku Kepala BPS Provinsi Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, dari seluruh Karti Kompensasi BBM (KKB) untuk Provinsi Papua sebanyak, 67,7 persen (238.305 KKB) telah didistribusikan kepada rumah tangga yang berhak dan memenuhi syarat untuk menerima bantuan tersebut. Sedangkan untuk Provinsi IJB, telah disalurkan sebanyak 89,14 persen (86.193 KKB).
Menurutnya, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Papua telah pada posisi hampir selesai. Sedangkan penyaluran KKB untuk Pegunungan Bintang dan Puncak Jaya tinggal menunggu proses pembagiannya. ?Kita sudah melakukan koordinasi dengan Bupati Pegunungan Bintang dan Puncak Jaya terkait dengan pembagiannya. Sekarang tinggal kita menunggu cara pengaturannya,? akuinya.
Sedangkan untuk penanggulangan masalah kemiskinan kedepan, kata Djarot menambahkan, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Presiden Susilo Bambang Yhudoyono akan mengusahakan pengurangan angka kemiskinan di Indonesia menjadi 50 persen dari 16,7 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.
Disamping itu, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen dalam forum Millinium Development Goals (MDG?s) yang akan mengusahakan agar angka kemiskinan di Indonesia menjadi 50 persen pada tahun 2015 dibanding angka kemiskinan tahun 2000 yaitu sebanyak 38,744 juta jiwa).**