Asisten Bidang Perekonomian dan Kesra Provinsi
Papua, Elia Loupatty menilai penghentian deforestasi (penebangan hutan) tropis
maupun pemulihan lanskap (tata ruang diluar gedung) yang rusak, merupakan kunci
memerangi perubahan iklim.
Hal demikian pula diyakini mampu menggantikan
hingga sepertiga dari emisi gas kaca global. “Makanya saya menganggap pertemuan
penting terbentuknya satuan tugas Gubernur untuk hutan dan iklim (Governors’
Climate and Forests Task Force atau GCF) di Jakarta pekan kemarin. Sehingga
lembaga ini nantinya menjadi garda terdepan dalam pelestarian hutan secara
internasional”.
“Dimana Satgas ini beranggotakan gubernurdari
35 provinsi dan negara bagian dari seluruh dunia,” tutur Elia Loupatty dalam
rilis yang diterima, harian ini Senin (25/9) kemarin.
Delegasi Papua dalam kegiatan itu, selain
Asisten Elia Loupatty, dihadiri Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Provinsi Noak Kapisa, serta perwakilan WWF.
Sementara Kota Balik Papan bakal menjadi ajang
adu strategi yang positif dari para anggota GCF yang menguasai sepertiga hutan
dunia. Misalnya, Gubernur Tiao Viana dari Acre, Brazil, yang bakal membahas
bagaimana mereka mengurangi secara signifikan deforestasi dalam 10 tahun
terakhir.
“Makanya, kita harap kedepan GCF ini bisa harus
mengatur strategi untuk mengurangi deforestasi tropis dan mendorong pembangunan
rendah emisi”
“Apalagi dalam pertemuan anggota GCF di
Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 25-29 September. Diharapkan pertemuan ini
menjadi penting serta dapat menghasilkan pernyataan yang kuat dan terpadu untuk
masalah kehutanan di Indonesia,” katanya
Dia menambahkan, kegiatan yang dihadiri oleh
perwakilan provinsi dari 35 negara ini diharapkan menjadi media para gubernur
untuk berbagai kebijakan dan praktek dalam menjaga hutan tropis dan mengurangi
deforestasi dan kelola lingkungan hutan di dunia.
“Sebab pertemuan ini membicarakan bagaimana membuat
kerangka kerja para gubernur GCF dan kita sudah sampaikan untuk mencari donatur
agar kerangka ini bisa berjalan dengan baik,” ucap dia.