Jayapura-Menjelang pelaksanaan rapat pleno penetapan
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua yang devinitif periode 2006 - 2011, Ketua, Sekretaris dan Anggota KPUD
Provinsi Papua, mulai mendapat ancaman teror. Belum jelas siapa yang memberikan ancaman teror, namun menurut pengakuan dari para petinggi di KPUD Provinsi tersebut, ancaman teror telah mulai meresahkan, karena tidak hanya melakukan teror melalui SMS, tapi berbicara langsung kepada pihak keluarga dimasing-masing kediaman.
Salah satu dari sekian ancaman teror, yakni meminta kepada pihak istri, anak dan keluarga lainnya untuk menyiapkan peti mati bagi para pejabat KPUD.
Melalui pengakuan Ketua KPUD M. Ferry Kareth, SH.M.Hum,
didampingi Anggota KPUD Papua, Yohanes Bonay, SH,mengatakan bahwa saat ini dirinya merasa jiwanya sangat terancam oleh adanya ancaman teror yang dilakukan secara terus menerus oleh orang yang tidak dikenal. "Sejak dua hari terakhir, saya merasa tidak aman dan terancam. Baik saya, Sekertaris dan Anggota KPUD pun ikut diancam dan diintimidasi oleh orang-orang yang tidak dikenal. Berbagai ancaman tersebut, dilakukan oleh penelpon gelap melalui SMS dan menelepon langsung ke telepon rumahnya dan kebetulan yang menerima telepon adalah salah seorang anak-nya. Penelpon gelap meminta agar keluarga Ferry Kareth segera menyiapkan peti mati untuk Ferry Kareth," akunya.
Hal yang sama juga dikatakan Anggota KPUD Papua, Yohanes Bonay, SH kepada wartawan. Menurutnya, dirinya juga mendapatkan terror dari penelpon gelap baik melalui telepon selulernya maupun dirumah kediamannya.
Terkait dengan itu, pihaknya meminta semua pihak untuk
mengikuti aturan siap menerima kemenangan maupun kekalahan. "Kalau kita mau berdemokrasi, maka kita harus siap ikuti aturan. Tunjukan bahwa kami adalah demokrat dan tidak menggunakan fisik untuk melegalkan demokrasi," katanya kemarin. Dijelaskan, selaku penyelenggara Pilkada, KPUD Provinsi Papua melakukan kontak langsung dengan PPS, PPD. Pihak KPDU Provinsi hanya melakukan kontak langsung sampai di tingkat kabupaten/kota dan tidak lebih dari itu. "Terkait dengan itu, KPUD Prov Papua meminta kepada tim sukses dan pendukung kandidat, kalau memang ada bukti bahwa KPUD Provinsi ikut bermain memanipulasi suara atau dapat sogokan untuk memenangkan pasangan tertentu, silahkan dibuka kepada public dan disertai dengan bukti. Ini penting, agar proses dari Pilkada yang berlangsung diberikan ruang untuk tumbuh," tuturnya.