Jayapura-PERS di Papua diminta untuk tidak hanya mempublikasikan hal-hal yang negatif tetapi hendaknya balance (seimbang) dalam memberikan informasi kepada publik tentang keberhasilan-keberhasilan pembangunan di Papua.
Selama ini informasi yang disajikan pers cenderung berat sebelah kepada kondisi terpuruk di Papua seperti ketidaknyamanan serta Kamtibmas Papua yang kurang kondusif. Akhirnya, terbentuk opini di luar Papua, bahwa daerah ini tidak kondusif, sehingga kegiatan investasi seringkali putus ditengah jalan.
Hal itu diakui Penjabat Gubernur Papua Dr Sodjuangon Situmorang,M.Si. Situmorang saat membawakan materi Kebijakan Pemerintah Provinsi Papua Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Dalam Era Otonomi Khusus (Otsus) pada pertemuan dengan Peserta Lemhanas Angkatan ke XIV di gedung Sasana Karya, Kamis (6/04), mengatakan bahwa situasi di Papua relatif lebih aman dan kondusif. Meski ada penyampaian aspirasi beberapa waktu lalu, namuan hal itu merupakan salah satu wacana dalam proses demokrasi di negara ini.
?Papua itu sebenarnya sangat aman. Pers saja yang selalu lebih cenderung memberitakan hal-hal negatif karena mungkin nilai jualnya lebih tinggi ketimbang pembangunan,?kata Situmorang.
Ia mengatakan opini bahwa masyarakat Papua cenderung pada tindakan-tindakan kekerasan adalah tidak benar. Karena bila dilihat lebih dekat, rakyat Papua memang memiliki karesteristik yang berbeda. Memang dari luar kita lihat seolah-olah Papua identik dengan kekerasan tetapi nyatanya tidak begitu.
Contoh, ketika rapat pleno hasil rekapitulasi suara pilkada Gubernur Papua, perbedaan pendapat antara pendukung calon diungkapkan cukup keras, tapi akhirnya dapat dilihat bahwa protes itu lebih pada kemajuan demokratis.
?Awalnya suara cukup keras ketika menyampaikan aspirasi tetapi akhirnya bisa dilihat pasangan dan pendukung yang kurang puas lebih kembali pada hukum. Ini sangat positif,?katanya.
Penjabat Gubernur menekankan agar semua pihak benar-benar memahami karakteristik dengan baik, karena kekerasan tidak ada di Papua. Rakyat Papua, lanjutnya, sangat memegang teguh budaya, adat-istiadat yang mendukung penuh demokrasi.
Situmorang juga menyatakan bangga terhadap seluruh masyarakat Papua karena cara-cara beraspirasi santun dan elegan.
?Kalau orang kasar berarti kita bisa lihat dari tuturnya, tapi kita bisa lihat dan harus bangga bahwa orang di Papua seluruhnya bisa berbahasa Indonesia dengan baik ini berarti positif. Artinya, kalau orang berbahasa dengan baik berarti mengerti dan punya hati yang tulus,?tandas Situmorang.**