Jayapura-SALAH satu strategi pokok yang terpenting dalam implementasi UU No 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Papua yakni bagaimana membangun perekonomian rakyat. Untuk menjawab soal ini, maka pertanian adalah satu dari program strategis terpenting di Papua untuk mensejahterakan kehidupan rakyat.
?Sesungguhnya potensi lahan di Papua sangat luas, hal ini harus dikembangkan lagi walaupun kami sadari masih ada kendala yang dihadapi petani antara lain kekuarangan pupuk , bibit, sarana dan juga butuh penyuluh pertanian,?ungkap Penjabat Gubernur Soudjangon Situmorang. Dikatakan luas wilayah Papua yang tiga lebih besar dari pulau Jawa perlu mendapat perhatian serius pemerintah untuk pengembangan pertanian, perkebunan.
Dari keseluruhan luas lahan, sebesar 42.152-395 ha telah dimanfatkan untuk pengembangan berbagai kegiatan, dalarn proses pengelolaan potensi sumber daya alam yang ada.
Pada tahun 1999 lahan-lahan yang digunakan adalah pekarangan dan halaman sekitarnya seluas 227.507 Ha, tegal atau kebun seluas 2.429,181 Ha; padang rumput seluas 2.071.887 Ha-. tambak seluas 51 Ha; kolam/tebat seluas 258 Ha; lahan yang tidak diusahakan 5.765.262 Ha; lahan untuk kayu-kayuan 31.831.870 Ha, maupun perkebunan negara/swasta 271.121 RL
Sementara itu dijelaskan Situmorang, dari sisi luas wilayah di Papua tampak bahwa antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Ada kabupaten yang memiliki wilayah pantai, pesisir dan kepulauan, wilayah pegunungan dan pedalaman; dan daerah dataran rendah dan kaki-kaki guming, namun sebaliknya terdapat pula kabupaten yang berada di wilayah pegunungan yang sulit topografinya bagi pengembangan wilayah. Potensi lahan yang terluas di Papua adalah Kabupaten Merauke, diikuti oleh Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Jayawijaya.
Kependudukan
Berdasarkan data terakhir pada tahun 2005, jumlah penduduk Papua berjumlah 2.6 juta jiwa. Sehingga apabila dibandingkan dengan luas wilayah maka tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Papua adalah 6 jiwa per Km2 dan merupakan provinsi dengan kepadatan terendah di Indonesia.
Persoalan yang dihadapi kemudian adalah menyangkut persebaran penduduk Papua yang tidak merata antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya serta antara kota dan kampung.
Konsentrasi penduduk tetap berada di wilayah Jayawijaya, Merauke, Nabire, Paniai, Puncak Jaya, Sorong dan Manokwari. Hal ini berarti populasi penduduk Papua lebih dominan berada di wilayah pedalaman pegunungan tengah yang mulai menjalar dari Pegunungan Arfak di Manokwari sampai dengan Pegunungan Bintang di Jayawijaya. Dengan kondisi alam yang terjal dan bercuram menyebabkan rentang kendali pelayanan pernerintahan dan pernbangunan maupun ketersediaan infrastruktur wilayah sulit disediakan oleh pemerintah maupun swasta.**