Jayapura-Total anggaran penyelesaian kegiatan eksplorasi Kontrak Karya (KK) Blok A PT. Freeport Indonesia (PTFI) sepanjang tahun 2006 diperkirakan akan menelan biaya sebesar US$ 17,580,000, pada areal seluas 100 km2. Kegiatan eksplorasi akan difokuskan pada pencapaian jangka pendek, yaitu pencapaian target operasional menggantikan cadangan yang sudah ditambang dan untuk jangka panjang berupa strategi pencarian deposit baru.
Rencana program kerja eskplorasi yang dilakukan PTFI, telah sesuai dengan petunjuk dari Direktorat Jenderal Pertambangan Umum seperti yang tertera dalam SK Nomor 968/K/21/030000/1985, yang tujuannya adalah menambah cadangan pada cadangan 10K diwilayah tambang. Kegiatan eksplorasi akan menggunakan metode geologi, geokimia, dan geofisika, dengan tenaga kerja inti eksplorasi yang terdiri dari tenaga profesional Indonesia dan tenaga ahli asing yang berpengalaman di daerah tropis seperti Provinsi Papua.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua, Paulus Jentewo, BE mengatakan hal itu, saat ditemui Bisnis Papua, Rabu (19/4) siang, diruang kerjanya.
Kepada wartawan kemukakan, untuk rencana kegiatan eksplorasi selama 5 tahunan PTFI, diperkirakan akan bertahan pada tingkat yang stabil atau cukup untuk mempertahankan pencarian tambang dimasa depan yang relative dekat. Dengan demikian diperkirakan akan dilakukan program pengeboran sekitar 25.000 meter pertahun dengan anggaran berkisar pada US$ 9 ? 19 juta pertahunnya.
Menurutnya, untuk tenaga kerja pada pelaksanaan kegiatan eksplorasi di Blok A, diperoleh dari personel-personel teknis dan manajemen yang berpengalaman. ?Kesemuannya ini, disediakan oleh PTFI dan PT. MineServe International. Kemudian untuk kebutuhan personel tambahan akan diperoleh dari kontraktor dan konsultan lainnya,? tuturnya.
Ditanya wartawan terkait dengan masalah pencemaran lingkungan, kata Jentewo, seperti pada divisi lainnya di perusahaan PTFI, grup eksplorasi akan terus berupaya untuk dapat selalu menjaga dan mengurangi dampak lingkungan dalam pelaksanaan program kerjanya. Pelaksanaan eksplorasi juga akan memakai Prosedur Standar Operasional (SOP) yang merupakan pedoman maupun langkah-langkah yang dipastikan utnuk dilakukan sebelumnya, pada saat memasuki daerah kerja.
Kemudian, untuk SOP kegiatan pengeboran, pembangunan perkemahan dan landasan heli, telah memang disiapkan dalam usaha melakukan pengawasan kegiatan terhadap pengaruh lingkungan hidup yang dapat ditimbulkan.
?Jadi SOP ini sudah dipelajari dan mendapat tambahan materi yang dilakukan oleh sebuah kelompok mitigasi lingkungan hidup yang telah dikenal di dunia, yaitu Woodward-Clyde, terutama untuk memastikan bahwa keseimbangan telah tercapai. SOP yang ada meliputi pembuatan landasan bor dan kemah, pembuangan limbah dan perbaikan lingkungan setelah program,? paparnya.
Ditambahkan, untuk pemantauan pelaksanaan ekplorasi, PT. MinerServe akan menempatkan para personil profesional yang terlatih dalam keselamatan kerja untuk kegiatan pengawasan. Para tenaga profesional tersebut, juga akan bekerja sama dengan bagian keselamatan kerja PTFI, untuk memastikan bahwa pelaksanaan dan kelangsungan program keselamatan kerja diwilayah Blok A tetap terpenuhi. ?Mereka juga akan bertanggung jawab untuk melaksanakan aspek pelaporan dan pelatihan dari program yang direncanakan,? paparnya.