Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua menduga, meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS di Provinsi Papua, khususnya pada ibu-ibu rumah tangga, lebih banyak disebarkan oleh para suami yang gemar membeli seks diluar rumah tanpa menggunakan pengaman kondom. Seks yang tidak aman ini, sangat berpotensi membunuh seluruh keluarga, terutama sang istri dan bayi yang akan dilahirkan dari seorang ibu yang telah terjangkit virus mematikan itu.
Sebelumnya, KPA mempresepsikan bahwa meningkatnya jumlah HIV/AIDS, lebih banyak disebarkan oleh Pekerja Seks Komersil (PSK). Presepsi tersebut, salah besar, akibat adanya perubahan perilaku seks.
Ketua KPA Papua, Drh. Constan Karma menyimpulkan, pembawa virus HIV didalam lingkungan keluarga lebih besar diakibatkan oleh para suami yang sering membeli seks jalanan tanpa menggunakan pengaman kondom saat berhubungan seks. Hal ini, lanjutnya, tak lain dipicu oleh karena adanya kesempatan dan uang.
Menurutnya, hingga saat ini, kasus HIV/AIDS terbesar di Papua terdapat di Kota Timika, yang hingga saat ini telah menembus angka 1067 kasus. Kondisi ini, menurutnya, sangat memprihatinkan, karena virus mematikan itu, pada saat ini telah masuk hingga di daerah pedalaman, hingga ke Pegunungan Tengah Papua.
Karma meminta para ibu-ibu rumah tangga untuk lebih pro aktif menginformasikan bahaya HIV/AIDS kepada para suaminya. Karena, dalam situasi seperti ini, para ibu dituntut untuk lebih selektif, agar tidak ikut terjangkit HIV/AIDS yang dapat mengancm kehidupan keluarganya.
?Jadi ini sungguh dilematis ya, disatu sisi para ibu serba salah, tetapi para ibu rumah tangga harus menginformasikan kepada para suaminya bahwa HIV sudah mengancam dimana-mana. Dan bukan kita melegalkan dia untuk berhubungan seks bebas, tetapi kita memberikan pemahaman kepada dia bahwa, kondom adalah satu-satunya alat untuk mencegah HIV/AIDS,? tuturnya.
Dikatakan, tingkat penyebaran HIV/AIDS, terjadi melalui kontak darah, jarum suntik, atau berhubungan seks dengan pasangan yang telah terkena virus mematikan itu. HIV tidak akan menular melalui berciuman, berjabat tangan, air liur, air keringan dan lain-lainnya tanpa melakukan kontak darah dengan pengidap HIV.
Selain kondom, lanjutnya, pencegahan virus HIV hanya dapat dilakukan melalui sikap saling setia terhadap pasangannya dengan bimbingan keagamaan dalam upaya mempertebal iman kerohaniannya. Namun, apabila tetap nekat untuk berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, maka jalan satu-satunya dalah penggunaan kondom untuk mencegah pembunuhan didalam lingkungan keluarganya sendiri.